Cari

Belajar Efektif dan Fun di WaGoMu#JapaneseClass

  • Belajar Bahasa Jepang

    Rekomendasi Buku Belajar Bahasa Jepang Untuk Yang Ingin Kerja di Jepang

    Bekerja di Jepang, selain kalian harus paham kultur kalian harus belajar juga dong kosakata-kosakata yang dipakai di bidang kalian. nah di artikel ini aku kasih 5 rekomendasi buku belajar bahasa Jepang yang sesuai dengan bidang kalian.

    1. Buku keperawatan kaigo (*pemula)

    Yes kalau kalian pengen jadi perawat di Jepang. buku ini dilengkapi dengan kosakata-kosakata yang bakal membantu kalian di bidang keperawatan buku ini juga punya versi pemula dan lanjutan jadi kalian bisa milih sesuai level kalian.

    2. Genba no nihongo

    Genba no nihongo merupakan buku yang dilengkapi dengan kosakata yang sering di pakai di dunia perindustrian. Buku sangat berguna buat kalian yang pengen kerja di bidang industri di Jepang. Selain ada kosakata yang sering dipakai, buku ini juga dilengkapi dengan kata yang gak bisa kalian temui di buku pembelajaran bahasa Jepang lain nya.

    3. Buku bahasa Jepang untuk otomotif

    Kalau kalian suka sama otomotif dan pengen menekuni otomotif di salah satu negara yang paling maju di bidang otomotif. Buku ini adalah buku yang wajib kalian miliki. Selain buku ini membahas kosakata di dunia otomotif, kalian yang ingin bekerja di Perbengkelan juga butuh buku ini.

    4. Buku bahasa Jepang keuangan

    Jepang merupakan negara dengan pertumbuhan GDP ke-3 setelah Amerika dan China. tentu kalian yang punya kemampuan di ekonomi bakal dapat banyak benefit kalau kerja di Jepang, oleh karena itu aku rekomendasiin buku ini buat kalian yang pengen belajar kosakata yang sering dipakai di dunia keuangan.

    5. Buku bahasa Jepang teknologi informatika

    Kita tahu sekarang IT lagi dicari dimana-mana tentu saja tidak berbeda dengan Jepang, oleh karena itu buku ini wajib kalian punya buat yang pengen jadi teknisi informatika seperti web developer atau programer di Jepang. Buku ini dilengkapi dengan kosakata yang hanya dipakai di dunia IT. jadi kalian gak perlu cari buku lain buat belajar.

    Berikut adalah 5 buku yang aku rekomendasikan buat belajar bahasa jepang yang berguna di bidang yang kamu tekuni.


  • Belajar Bahasa Jepang

    Belajar bahasa Jepang, mulai dari mana yah ?


    Halo guys, kita ketemu lagi di BLOG Wagomu #JapaneseClass. Aku akhir-akhir ini suka ketemu sama kalian-kalian yang kebingungan, dan banyaknya bingung soal "aku mau belajar bahasa Jepang, tapi harus mulai dari mana nih ?". Jadi aku mau coba bahas soal step awal untuk kalian yang mau mulai belajar bahasa Jepang. 

    Harus mulai dari mana buat belajar bahasa Jepang ?


    Pertama-tama pelajari tulisan / huruf dasar bahasa Jepang yaitu Hiragana dan Katakana. Kalau kalian diluar sana ada yang bilang "ga perlu bisa tulisan Jepang juga gapapa kok asal bisa ngomong aja", itu hal yang salah. Karena tulisan itu bagian dari bahasa juga loh, dan ketika kalian udah di Jepang ataupun kerja di Indonesia menggunakan bahasa Jepang, kalian ga bisa menghindar dari tulisan-tulisan Jepang.

    So, langkah awal atau saya bisa bilang pintu masuk buat belajar bahasa Jepang itu adalah tulisan dasarnya yaitu Hiragana dan Katakana. Kalian juga bisa manfaatkan media-media buat belajar, contohnya gunakan KANA Card sampe bisa lancar Hiragana dan Katakana

    Kanji gimana kak ?
     Itu mah nanti ya, kalau dibilang wajib sih engga, tapi kalau kalian ingin naik level, kanji akan menjadi hal yang wajib. So, pelajari lah ketika udah mulai terbiasa dengan 2 tulisan dasarnya yaa.

    Nah ketika udah mulai belajar Kanji pun sama, kalian bisa manfaatkan media2 yaa, bisa lewat aplikasi2 atau coba gunakan KANJI Card untuk membantu pembelajaran Kanji kalian.

    Kedua, ketika udah terbiasa dengan 2 tulisan dasarnya, baru bisa mulai nambahin kosakata-kosakata baru dan nyicil kanji dikit2, kalian bisa lirik pola kalimat. Sambil nambahin kosakata baru tiap harinya, Gunakan buku sejuta umat yaitu SET Buku Minna No Nihongo Shokyu 1 (Bab 1 - Bab 25) yg setara skill basic JLPT N5. 

    Pakai buku itu kalian bisa mulai dari pelajari perbedaan susunan kalimat dalam bahasa Jepang dan bahasa Indonesia, kemudian masuk ke pembahasan partikel kalimat. 

    Pahami logika-logika setiap partikelnya yaa, karena ada beberapa partikel yang memiliki lebih dari 1 fungsi. Tapi inget yang aku bahas tadi, kalau kita udah paham logikanya, partikel dalam bahasa Jepang itu GAMPANG loh.

    Aku bisa bilang partikel dalam bahasa Jepang itu merupakan pilar pertama kalian yang akan menjaga bahasa Jepang kalian tetap kokoh. Kalian belajar partikel di level dasar (N5), dan sampai kalian level native (N1) logika-logika dari partikel itu gak akan berubah. 

    Ketiga, setelah udah bisa paham pilar pertama, kita bisa naik level untuk mempelajari pilar keduanya, yaitu konjugasi / perubahan kata kerja, yang aku bilang konjugasi kata kerja dalam bahasa Jepang itu jauh lebih GAMPANG dari pada bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Karena dalam bahasa Jepang ada logika-logika yang membuat kita ketika dapat kosakata baru, kita bisa langsung tau konjugasi kata kerjanya akan jadi seperti apa. 

    Selanjutnya tinggal nambahin kosakata, kanji, dan pola-pola kalimat baru kalian bisa naik level terus.

     Dan tanpa lupa aku akan menambahkan point terakhir. Untuk memulai sesuatu itu mudah, tapi untuk menyelesaikan sesuatu itu ga semudah yang dibayangkan. Kita akan membutuhkan sesuatu yang disebut KONSISTEN karena kalau kita ga bisa konsisten, sesuatu yang kita mulai tidak akan ada proses jadi tidak akan selesai-selesai.

    So, point terakhir yang aku ingin sampaikan adalah "Yuk belajar terus, dan pertahankan longlife learningnya agar bisa terus berkembang tiap harinya, karena bahasa adalah ilmu yang akan terus berkembang".

    KANA Card, KANJI Card, dan Buku set Minna no Nihongo yang tadi aku mention bisa kalian check di link berikut yaa : https://shop.j-class.id/

    Tetep semangat yuk belajarnya

  • Belajar Bahasa Jepang

    Kok Kerja di Jepang bertahun2 malah Jago bahasa Jawa?


     Longstay di Jepang tapi skill bahasa Jepangnya masih segitu-segitu aja? Banyak yang ga ngerti alasannya, atau bisa jadi mereka ga peduli sama skill bahasa Jepangnya. Yang penting bekerja di Jepang dan digaji YEN? Atau alasan lainnya. Hmm, agak laen sih tapi kita coba bahas dikit yuk.

    Iya, seneng ya bisa kerja di Jepang, sampe lupa sama kenyataan bahwa kehidupan kalian di Jepang bisa jadi hanya 1 chapter di kehidupan kalian. Mereka lupa untuk memikirkan apa yang alangkah baiknya disiapkan untuk masa ketika pulang dari Jepang. Banyak yang hanya bisa kalian dapet selama tinggal di Jepang. Setidaknya untuk orang yang ingin memanfaatkan seefektif mungkin waktu selama di Jepang akan ngerti maksud aku. Jadi coba setidaknya jangan sampe kalian pulang ke Indonesia cuman dapet hikmahnya aja ya.

    Salah satunya yang paling bisa kalian dapet selama di Jepang adalah SKILL bahasa Jepang. Iya, tau ga kalian seberapa besar nilai yang didapat ketika kalian udah pernah longstay di Jepang? Contoh ketika kalian interview di perusahaan dan dari 3 pelamar ada 1 yang udah pernah longstay di Jepang, meskipun dia bisa jadi cuman N3 sedangkan yang lainnya N2 tapi belum pernah longstay di Jepang. Pelamar yang N3 udah longstay tadi jadi punya kesempatan untuk menang loh. Padahal dia satu-satunya yang N3. Yang ingin aku sampein, skill bahasa Jepang kalian bisa naik drastis hanya dengan longstay di Jepang. Pasang deh 1 tahun kerja di Jepang, aku yakin karena kalian udah banyak ngobrol sama orang Jepang, kalian bisa lebih percaya diri ketika ngomong bahasa Jepang.

    Tapi apakah itu pasti terjadi? Jawabannya ENGGA. Ga semua orang ketika di Jepang berusaha untuk bergaul dengan warga Jepang. Bahkan kenalan aku aja banyak yang ketika udah di Jepang mereka malah ngumpulnya sama orang Indonesia lagi. Jauh-jauh ke Jepang buat temenan sama orang Indonesia lagi gitu jadinya. Eits, jangan salah paham dulu, aku ga bilang itu hal yang buruk ya. Menjalin hubungan baik dengan sesama WNI di Jepang itu hal yang bagus, tapi jangan sampe cuman gaul sama orang Indonesia aja ya. Bergaul lah sama orang Jepang, cari teman, sahabat, siapa tau jodoh (eits). 

    Iya, aku kenal beberapa orang Indonesia, yang menikah sama orang Jepang, bahkan ada yang nikahnya sama orang Vietnam dan orang Thailand. Mereka berusaha untuk akrab, menjalin hubungan baik bahkan sampe ke pernikahan. Tapi, ada banyak orang Indonesia yang udah di Jepang ternyata mereka cuman deket sama orang Indonesia aja. Dan aku yakin bukan itu juga yang mereka mau kan. Mereka pun pasti mau akrab sama orang Jepang. Tapi setau aku, setau aku ya jadi kalau salah tolong kasih tau aku, kebanyakan dari mereka adalah peserta magang yang pergi ke Jepang dalam kondisi bahasa Jepangnya yang masih kurang. Ga dikit dari mereka yang cerita ke aku mereka kesulitan untuk akrab dengan warga sana karena tembok bahasa. Jadi selama 1~3 tahun di sana orang Jepangnya ngejauhin mereka, dan merekanya pun ga percaya diri untuk mendekat karena bingun mau ngomong apa. 

    Alhasil bahasa Jepang mereka ga begitu berkembang, padahal mereka bertahun-tahun di Jepang berada di lingkungan terbaik untuk naikin skill bahasa Jepang mereka. Mereka pulang hanya bawa uang, dan hikmah yang bisa mereka petik. Udah bisa bawa uang aja udah bagus sebenernya ya. Banyak juga yang di Jepangnya malah foya-foya jadi ga bisa bawa uang ke Indonesia. Tapi memang sih di Jepang nahan nafsu beli ini itu nya lebih sulit ya. Tapi bisa bayangin ga sih kalian longstay di Jepang pulang-pulang bisa bawa skill bhs Jepang, uang, dan juga koneksi dengan orang Jepang. Kalau tujuan kalian bangun bisnis ketika pulang dari Jepang itu udah dapet tuh modal-modalnya. Kalau kalian bergaul sama orang Jepang, dan bahasa Jepang kalian terlatih di sana, waktu pulang kalian bisa lebih percaya diri kan. Kecuali kalau kalian memang ga mau berhubungan lagi dengan Jepang setelah pulang dari sana, mungkin ga seperlu itu ya bawa skill dan koneksi dengan orang Jepang.

    Balik lagi ini menurut aku ya, agak mubazir aja kalau jauh-jauh ke Jepang, sampe longstay di sana tapi pulang cuman bawa uang aja atau bisa jadi cuman bawa hikmahnya aja. Pasti kalian ingin dong selama di Jepang kalian punya temen orang Jepang ya, memperluas koneksi, dan mendapat pengalaman yang menyenangkan selama di Jepang. Tapi gimana menurut kalian? Apakah selama di Jepang sebenernya ga perlu gaul sama orang Jepang? Masa sih ya? Tapi ceritain dong pendapat kalian di kolom komentar ya.

  • Belajar Bahasa Jepang

    Masih Relevan Ga Belajar N5 atau N4 Bertahun-tahun?

    Masih kesini makin banyak orang Indonesia yang tertarik buat belajar bahasa Jepang. Tujuannya berbagai macam, ada yang memang cuman sekedar suka Jejepangan ada juga yang memang niat awalnya untuk berkarir. Tapi tau ga sih, sampe sekarangpun masih banyak orang yang rela membuang waktu lama banget untuk belajar bahasa Jepang? Mending kalau bertahun-tahun jadinya N1 gitu ya, tapi kenyataannya bertahun-tahun cuman buat dapetin N5 atau N4. Loh kok bisa? Yuk, aku mau coba bahas di artikel ini ya.

    Kita harusnya udah cukup sadar, WAKTU adalah salah satu aset yang sangat berharga. Malah kalau kata aku, lebih berharga dari UANG, karena selama ada waktu, uang bisa kita cari lagi. Tapi WAKTU kalau udah lewat ya udah ga bisa diapa-apain lagi. So, menggunakan lah waktu dengan sebijaknya, seperti MENJAGA KESEHATAN dengan berolahraga rutin, BERSOSIALISASI untuk menjaga atau mencari hubungan dengan sesama, bisa juga untuk UPGRADE atau CARI SKILL BARU, dan lainya. 

    Iya, ngabisin waktu secara berlebihan sebenernya akan merugikan kita, apalagi buang-buang waktu tuh hal yang biasanya gak akan kita sadari, tau-tau udah abis aja waktunya gitu ga akan sadar lah. Jadi aku tanya lagi ke kalian, apakah perlu waktu yang lama untuk belajar bahasa Jepang? Tergantung targetnya sampai level mana sih, tapi seperti yang aku mention tadi, belajar N5 atau N4 ampe bertahun-tahun tuh kebangetan. 

    Sampe sekarangpun masih ada lembaga yang punya sistem pembelajaran yang makan waktu bertahun-tahun. Katanya sih biar mantep belajarnya bahkan ada yang sampe mewajibkan pesertanya untuk tinggal di asrama. Iya, katanya biar ngelancarin bahasa Jepangnya bareng-bareng di asrama. Eits, jangan salah paham dulu, aku ga bilang itu salah ya selama program belajar mereka ga makan waktu secara berlebihan sih aku bilang wajar. Tapi kenyataannya masih banyak orang yang belajar di lembaga seperti itu tapi skill bahasa Jepangnya ga begitu berkembang.

    Kok bisa? Nah menurut aku jawabannya adalah GAK EFEKTIF. Mereka masih pake cara belajar konvensional dimana guru ceramah di depan kelas, murid mendengarkan, dan diulang terus. Aku ga bilang cara konvensional itu salah, dalam case tertentu ini cara belajar yang bagus. Namun dalam kasus belajar bahasa cara ini malah kebalikannya. Bukan guru yang harus mengeja dan mengulang-ulang pelajaran tiap harinya. Melainkan pelajarlah yang harusnya lebih aktif untuk berprogres tiap harinya. Konsistenkan nambah kosakata dan kanji, perluas pola kalimat, latihan bikin kalimat, perbanyak dengerin bahasa Jepang, dan lainnya. Yang membuat cara belajar konvensional kurang baik untuk belajar bahasa adalah guru yang masih jadi pusat pembelajaran. Dimana dalam belajar bahasa murid lah yang seharusnya membiasakan diri dengan bahasa yang dipelajari.

    Nah ga dikit loh lembaga yang masih menggunakan cara belajar konvensional. Sehingga banyak pelajar bahasa Jepang yang harus mengeluarkan waktu, uang dan energi yang banyak untuk bisa memahami bahasa Jepang. Bagi yang suka nontonin video aku atau udah ikut program di J-Class bareng aku mungkin udah sadar bahwa bahasa Jepang tuh bisa dipelajari OTODIDAK loh sebenernya. Kita ga perlu ngabisin berbulan-bulan, tiap hari berjam-jam untuk bisa lulus N4. Terus kenapa kita harus buang waktu kita untuk hal yang ga diperlukan? Ga dikit loh yang udah buktiin bisa lulus N4 dalam waktu 15 hari. Bahkan banyak yang sebelumnya ikut lembaga yang aku sebutin tadi, kemudian waktu ikut program N4 15 Hari mereka nyesel kenapa mereka masuk lembaga, dan ga ikut program N4 15 hari dari awal aja gitu. Yang dibutuhkan itu bukan kuantitas belajarnya tapi kualitasnya. Bukan berapa banyak kita ulang kosakata atau pola kalimatnya, tapi bagaimana cara memahaminya dan menggunakannya.


    Sekali lagi, waktu itu aset yang ga bisa balik lagi. Ga perlu bela-belain buat belajar bahasa Jepang sampe berhenti kerja atau berhenti kuliah biar bisa masuk lembaga. Belajar OTODIDAK juga bisa kok, kalau mau dibantu sama pengajar juga boleh cari yang online dan di luar jam kerja atau kuliah kalian. Jaman sekarang udah terfasilitasi dengan baik, kelas online udah ada jadi ga usah berhenti kerja atau kuliah kan? Manfaatin waktu luang kalian buat upgrade skill tanpa melepas kegiatan penting lainnya. 

    Belum lagi kalian ga perlu ngeluarin uang lebih kalau kalian sampe harus ngekost atau mungkin ke asrama. Kecuali kalau kalian memang bersikeras untuk ikut kelas offline sampe harus ngeluarin uang extra buat biaya ngekost atau tinggal di asrama. Silahkan! Itu hak kalian, aku hanya bisa ngingetin aja. Selama masih hidup belajar ga akan berhenti, tapi kalau hanya belajar N5 atau N4 sih ga perlu bertahun-tahun. 

    Nah ngomong-ngomong udah kebayang ga? Kenapa belajar lama-lama sekarang udah ga relevan? Semakin lama kita belajar, semakin banyak aset yang kita keluarkan untuk mendapatkan skill tersebut. Tapi menurut kalian oke mana ya? Jujur aku ingin tau juga pendapat kalian, masih relevan ga sih belajar lama-lama buat ngejar level N5 atau N4 dengan cara konvensional? Atau pada sependapat nih dengan aku? Tulis di kolom komentar ya!

  • Belajar Bahasa Jepang

    Kenapa masuk LEMBAGA malah bikin kamu miskin?

    Aku ingin belajar bahasa Jepang nih, tapi ga mau sendirian, dan biar ada temennya mau masuk lembaga belajar bahasa Jepang aja dah. Nanti biar ga bosen dan tetep asik juga belajarnya kalo bareng-bareng. Biar asik? Atau biar bisa lama-lama nih? Banyak orang yang berfikir ingin belajar sesuatu bareng-bareng biar asik atau mungkin dia memang ga kuat sendiri aja kali ya, dan aku ga menyalahkan itu. Tapi yakin mau masuk lembaga hanya untuk belajar bahasa Jepang? Hmmm..

    Ya, untuk belajar bahasa Jepang masuk lembaga itu salah satu alternatif kayanya kebanyakan orang milih jalan ini ya. Meskipun ga semuanya ngerti kenapa aku baik tim aku selalu berusaha mengedukasikan audience kita untuk lebih baik belajar OTODIDAK daripada masuk lembaga, dan kalian mungkin dah ga asing dengan kata-kata "jangan masuk LEMBAGA kalau belum punya N4". Alasannya ada beberapa, dan aku mau bahas salah satunya yaitu masuk lembaga bisa bikin kamu MISKIN

    Memang bener sih ekonomi Indonesia yang makin kesini makin menekan golongan menengah, tapi terlepas dari itu masuk lembaga tuh bisa jadi salah satu alasan kalian bisa jatuh miskin kalau kalian ga tau resikonya loh. Jadi kalau kalian (khususnya orang tua kalian) ga termasuk yang punya uang banyak banget uang, wajib banget baca ampe beres nih kalau ga mau udah ngeluarin banyak uang tapi ujung-ujungnya ga berangkat ke Jepang.

    Pertama, Admission and Study Fees atau biaya masuk dan belajar. Kalau biaya masuk mungkin ga semua ya, tapi ya selama bukan NPO, lembaga pun pasti butuh uang sehingga lembaga biasanya akan narik biaya belajar. Tergantung daerahnya juga tapi kita bisa garis besarkan kisaran 1jt~5jt, dan ini dari perbulan dan ada yang per level. Di harga segitu mungkin sekilas keliatan oh cuman segitu ya. Kenyataannya banyak kok lembaga yang ngasih biaya yang rasional, tapi ada juga yang keliatan rasional tapi ternyata engga. Kok bisa gitu? Karena ada biaya-biaya lain yang ga tertulis disitu, dan anak-anak muda jaman sekarang mungkin ga sadar atas itu. 

    So kita lanjut yang kedua, yaitu Accomodation Fee atau biaya akomodasi, dan kita bagi dua jadi biaya tempat tinggal dan transportasi. Kalo mau ikut lembaga carilah yang dekat dengan rumah kalian, tapi masalahnya jumlah lembaga ga sebanyak itu. Sehingga ada kalanya kalian terpaksa mengeluarkan biaya transportasi yang tinggi atau bisa jadi kalian memutuskan untuk tinggal di kosan. Biaya transportasi sudah dihitung tiap hari akan keluar berapa? Terus kalau milih untuk tinggal di kosan bakal ngeluarin berapa tiap hari atau tiap bulannya ? Itu semua ga akan kecil guys. Belum kalau ngekost kalian bakal ngeluarin biaya lain seperti listrik, air, internet, dll. Sudah diperhitungkan segalanya ga tuh? Ada kasus lain juga dimana lembaga yang memaksa pesertanya untuk tinggal di asrama bersama peserta yang lainnya.

    Ketiga, ini real bukan ngada-ngada, tapi memang sulit ditemukan, yaitu institution's strategy atau strategi lembaganya. Lembaga yang bakal menjualkan produk yang ga bagus kan ya? Mereka pasti menjualnya dengan kata-kata yang indah sehingga kalian terpana dan akhirnya milih untuk gabung ke lembaganya. Banyak loh lembaga yang bener-bener bagus, aku sebelumnya sempet buat video rekomendasi lembaga belajar bahasa Jepang. Dan selain yang direkomendasikan aku pun masih banyak lembaga yang bagus.

    Tapi kalau kalian salah milih, point ketiga ini yang bisa menentukan kalian jatuh miskin atau engga. Kenapa? Aku sering nemu kasus seperti orang yang udah masuk lembaga berbulan-bulan hingga bertahun-tahun, tapi belum pergi ke Jepang juga.

    Singkat kata lembaganya bilang bisa nerbangin ke Jepang, tapi ternyata engga bisa atau lembaga mereka belum SO, sehingga mereka harus menggantungkan nasib para pesertanya ke pihak 3 yaitu dengan mengirimkan ke lembaga yang sudah SO. Dimana lembaga SO belum tentu diterima semua pesertanya, kalau ga diterima kan ujung-ujungnya kalian balik lagi ke lembaga awal. Apalagi kalau kalian sampe ngekost atau dipaksa untuk tinggal di asrama. Ini makan biaya banget kalau ga ada kejelasan kapan bisa berangkat, kapan bisa interview, dll. BTW, lembaga yang maksa tinggal di asrama mungkin lembaganya ingin pesertanya bisa belajar bareng lebih sering gitu. Tapi balik lagi, kalau skill pengajarnya bagus, harusnya gak akan makan sampe setahun atau mungkin lebih untuk ngejar N4. Jelas daya tangkap dan pemahaman pesertanya pun ikut mempengaruhi ya.

    Keempat, ini agak aneh tapi nyata. Kebetulan akhir-akhir ini lewat di beranda aku, dimana ada yang udah gabung lembaga ngeluarin banyak uang dengan harapan bisa kerja di Jepang, nah waktu udah di Jepang malah dideportasi atau bisa jadi minta dipulangin ke Indonesia. So yang keemat ini aku bilang Mental & Knowledge Issue. Maksudnya tuh, kalian kan ke Jepang buat kerja ya, dan Jepang tuh terkenal atas budaya kerjanya yang keras. So, setidaknya siapkan mental kalian sebelum pergi ke Jepang. Jangan sampe udah di Jepang kalian nangis karena ternyata berat banget kerja di Jepang. Selain mental kalian juga udah harus tau knowledge atau pengetauhan tentang Jepang, budayanya, dll. Setidaknya kalian bisa menjauhi hal-hal yang tidak disukai orang sana, hal-hal yang dilarang, dan hal-hal yang membuat kalian bisa dideportasi. Please jaga reputasi warga negara Indonesia juga ya, kalau kalian kelakuannya jelek kan kasian mereka yang belum ke Jepang akan dipersulit juga nantinya. 

    Nah dengan mental & knowledge issue ini kok jadi miskin? Hubungannnya apa dengan jadi miskin? Bayangin kalian dah ngeluarin banyak uang bisa ampe puluhan juta loh untuk bisa berangkat ke Jepang. Eh udah di Jepang kalian ga bisa balik modal, gara-gara kalian dideportasi atau minta dipulangin. Pulang dari Jepang kalian masih punya muka buat ketemu keluarga setelah kalian kuras uang mereka ? 

    So, apa aku bilang gabung dengan lembaga bisa bikin kamu miskin? Jawaban aku BISA bikin kamu miskin, bukan PASTI buat kamu miskin ya. Karena kasusnya udah banyak yang belajar berbulan hingga bertahun-tahun di lembaga tapi tak kunjung berangkat ke Jepang, Ditambah lagi kasus yang dideportasi atau mulangin diri. So impian kalian untuk kerja di Jepang tuh bisa jadi bukan sesuatu yang MURAH kalau kalian milih untuk belajar di LEMBAGA dari NOL. Beda kasus kalau kalian belajar sendiri atau OTODIDAK sampe dapet N4 atau standar minimal berangkatnya. Setelah itu gabung ke lembaga untuk proses jobmatch, pengajuan visa, dll. 

    Balik lagi, pilihan ada di tangan kalian, tapi aku mau nanya nih, kalian masih mau milih gabung lembaga? Coba tulis di komentar sekaligus alasan kalian ingin belajar dari NOL di lembaga ya.

  • Belajar Bahasa Jepang

    Belajar bahasa Jepang dari NOL pakai Minna No Nihongo

    Kalian mau mulai belajar bahasa Jepang, tapi bingung mulai darimana? Nih aku jelasin beberapa step awal untuk mulai belajar bahasa Jepang, dan cara belajarnya gimana. Ikutin sampe beres yaa. Ga perlu banyak basa-basi kita coba masuk ke pembahasan yuk.

    Kalian yang tertarik ingin belajar bahasa Jepang pasti udah sempet coba cari tau lah sedikit ya mengenai bahasa Jepang. Sebagian besar dari orang awam pasti udah kaget duluan ngeliat jenis tulisan bahasa Jepang. Betul, dalam bahasa Jepang ada 4 jenis huruf yang digunakan yaitu Hiragana, Katakana, Kanji, dan Romaji. Terutama Kanji, orang awam biasanya langsung minder waktu pertama kali liat, tapi inget! Kanji itu ga wajib, dan akan jadi WAJIB ketika kalian udah mulai ngerasa ingin naik level. So step pertama mulai dulu dari huruf Hiragana & Katakana. Yang belum bisa baca Hiragana & Katakana, kalian bisa Hafalin Hurufnya menggunakan KANA Card & belajar sambil nonton video belajar Hiragana dan belajar Katakana yaa.

    Nah kalau udah sukses mempelajari Hiragana dan Katakana baru bisa mulai pake buku sejuta umat nih. Ga harus hafal banget kok, minimal udah kenal dan bisa ngelancarin sambil pake textbooknya. Nama buku yang kita pake tuh Minna no Nihongo Shokyu I. Untuk awal2 pake yang Shokyu I dulu ya. Nah kalo dah punya bukunya kita masuk ke step kedua kita yaitu mulai belajar menggunakan Minna no Nihongo. Buku minna no nihongo itu biasanya sepaket 2 buku, ada buku textbooknya dan ada buku terjemahannya. Nah, sebenernya kita butuh keduanya ya, jadi 2 buku itu dipake bersamaan. Kalau liat gambar dibawah, yang merah itu textbooknya dan yang kuning itu buku terjemahannya.


    Nah jangan kaget, isi dari buku yang textbook (merah) itu isinya memang udah full text Jepang, itulah alasan aku saranin udah belajar Hiragana dan Katakana dulu baru mulai masuk ke bukunya, kalau belum lancar pun kalian bisa juga manfaatin bukunya buat latihan baca. Di buku ini juga disediakan CD audio yang isinya ada suara-suara orang Jepang ngomongnya sepertia apa. So, bisa juga dipake untuk latihan listening ya. Oke, aku langsung coba kasih tau cara belajar pake bukunya nih. 

    Step by step belajar bahasa Jepang pakai buku Minna no Nihongo

    1. Buka dan baca Kata pengantar

    Ini banyak yang suka skip, tapi inget di dalam kata pengantar itu ada banyak informasi seperti ada apa aja dalam bukunya, apa aja yang dapat dipelajari dari bukunya, dll. 

    2. Pelajari huruf dasar bahasa Jepang di buku terjemahan


    Meskipun udah hafal Hiragana dan Katakana, tetep coba buka dan baca halaman 2 sampai halaman 7 yang buku terjemahan yaa, di situ ada informasi mengenai tulisan-tulisan dalam bahasa Jepang beserta aturan-aturan khusus dalam pembacaannya guys, pastikan baca dan pahami dulu ya.

    3. Gunakan buku Textbook dan Terjemahan secara bersamaan

    Nah kalau udah mulai bisa masuk bukunya, aku kasih tau nih step by step belajar pakai buku Minna no Nihongonya.


    Sebelum masuk ke buku textbook dan latihan kalimat, pertama-tama coba buka buku terjemahan dan pelajari dulu kosakata-kosakata di BAB yang ingin dipelajari yaa. Ga apa-apa step by step kita dari bab 1 berurutan sampai bab 25 yaa. Sebagai contoh sebelum mulai belajar BAB 1, coba buka buku terjemahan halaman 10 dan 11. Kalian pindahin dulu kosakata-kosakatanya ke kamus personal yaa. 


    Kalau kosakatanya udah dipindahin ke kamus personal, buka halaman berikutnya di halaman 12, di situ ada terjemahan dari bagian Bunkei (Pola Kalimat), Reibun (Contoh Kalimat), dan Kaiwa (Percakapan). Ketika pelajari BAB 1 buka buku terjemahan halaman 12 tadi bersamaan dengan buku textbook halaman 6 dan 7. Jadi kalian bisa baca dan latihan kalimat-kalimat di textbook sambil lihat artinya di buku terjemahan, kalau gitu bisa lebih mudah dipahami kan? Dari pada cuman liat text Jepangnya aja. 


    Nah aku yakin liat contohnya aja mungkin masih kurang paham, makanya coba buka juga buku terjemahan halaman 14, disitu ada bagian Keterangan Tata Bahasa, di situ tertulis keterangan dan penjelasan dari pola kalimat yang dibahas di setiap BABnya


    Kalau dirasa sudah paham dengan kosakata dan pola kalimat yang dibahas di BAB 1, setelah itu masuk ke bagian Renshuu (latihan) dan Mondai (soal) dan mulai ngerjain latihannya yaa.

    Kalau aku rangkum akan seperti ini yaa,
    1. Pertama pelajari huruf Jepang dasar (hiragana & katakana)
    2. Kemudian baru masuk ke buku Minna no Nihongo, dan step yang dibutuhkan ketika kita masuk BAB baru adalah Pelajari Kosakatanya dulu
    3. Baca dan pahami penjelasan pola kalimat di bagian Keterangan Tata Bahasa
    4. Mulai baca dan pahami contoh-contoh kalimat di Bunkei, Reibun, dan Kaiwa
    5. Latihan kalimat di bagian Renshuu dan Mondai.

    Gimana step by stepnya udah paham belum? Dari tadi aku baru nyontohin ketika belajar BAB 1 yaa. Jadi ketika masuk BAB 2 hal yang kalian lakukan sebenarnya sama aja kok. Kalau ngerasa latihannya masih kurang kalian bisa juga pakai buku Minna no Nihongo Renshuucho yang isinya kumpulan soal latihan guys. 

    Nah seperti itulah kurang lebih cara belajar bahasa Jepang OTODIDAK pakai buku Minna no Nihongo guys. Gimana udah pada paham belum? Jadi sebenernya ga wajib ikut les atau khursus bahasa Jepang ya untuk bisa belajar. Kalau mau tau lebih banyak cara belajar bahasa Jepang OTODIDAK bookmark halaman BLOG J-Class ini atau kalian bisa juga ikuti atau subscribe akun-akun social media aku. So, semoga membantu dan kita bisa terus berkembang tiap harinya.

  • Belajar Bahasa Jepang

    Belajar cara meminta tolong dalam bahasa Jepang

    Hallo guys!!, ketemu lagi di BLOG J-class, yang sebelumnya kita udah sharing sharing soal cara menyebutkan 'sedikit', cara cara me ngungkapkan 'tetapi'. Nah kali ini aku mau share soal cara cara meminta tolong dalam bahasa Jepang guys. Langsung aja yuk ke materinya 

    1. 〜てください (te kudasai)

    Pola pertama yaitu pola kalimat umum yang aku yakin ini pola pertama yang kalian pelajari di buku-buku. Ya pola '~te kudasai' ini digunakan untuk meminta seseorang untuk melakukan sesuatu dengan sopan. Ini adalah ungkapan yang umum digunakan dalam situasi formal maupun informal.

     Polanya :
    KK  Bentuk TE + ください
                                        (kudasai)

     Contoh :
    明日(あした)()()わせを(じゅん)()してください。
     Ashita no uchiawase o junbi shite kudasai.
     Tolong persiapkan meeting besok.

    まだ(べん)(きょう)(ちゅう)ですから、もう(すこ)しゆっくり(はな)してください。
     Mada benkyouchuu desu kara, mou sukoshi yukkuri hanashite kudasai.
    Karena masih belajar, tolong bicaranya sedikit lebih pelan. 

    ()(ちょう)(つくえ)にある(しょ)(るい)()ってください。
     Buchou no tsukue ni aru shorui o totte kudasai.
     Tolong ambilkan dokumen yang ada di meja manager.


    1-1. 〜 ないでください (naide kudasai)
     Kalau mau bikin versi kalimat negatifnya kita bisa gantikan bentuk TE-nya menjadi bentuk A + ないで yaa 

     Polanya :
     KK Bentuk A + ないで ください
                                                        (naide kudasai)

     Contoh :
    これは(どく)キノコですから、()べないでください。
    Kore wa doku kinoko desu kara, tabenaide kudasai.
    Karena ini jamur beracun, jadi tolong jangan dimakan.

    ここで()たものは(だれ)にも()わないでください。
    Koko de mita mono wa dare ni mo iwanaide kudasai.
    Apa yang kamu lihat disini tolong jangan katakan ke siapapun.

    2. 〜てもらいますか (te moraimasu ka)

    Pola kedua yaitu pola yang digunakan untuk meminta seseorang melakukan sesuatu untuk kamu dengan sopan. Jadi "~te moraimasu ka" menunjukkan bahwa kamu minta orang tersebut dengan sopan. 

     Polanya :
    KK Bentuk TE +もらいますか
                                                     (moraimasu ka)

    Contoh :
     もう開店(かいてん)()(かん)ですから、(みせ)のドアを()けてもらいますか。
     Mou kaiten no jikan desu kara, mise no doa o akete moraimasuka.
    Karena udah waktunya buka toko, tolong bukakan pintu tokonya.

    テレビの(おと)(すこ)(ちい)さくしてもらいますか。
    Terebi no oto o sukoshi chiisaku shite moraimasuka.
     Suara TVnya tolong di kecilin dikit.

    Pola ini suka pake bentuk negatif juga nih, 〜てもらいませんか (te moraimasen ka). Apakah jadi minta tolong ga melakukan ? Jawabannya tidak. "~te moraimasen ka" itu bentuk yang lebih sopan dari hanya sekedar "~te moraimasu ka". Sopan dalam artian kita merendahkan diri saat meminta tolong orang lain. Sebagai contoh :

    (かい)(しゃ)のロゴを(あたら)しいデザインにしてもらいませんか。
     Kaisha no rogo o atarashii dezain ni shite moraimasen ka.
     Tolong buat logo perusahaan dengan design baru.
    *kalimat ini akan lebih sopan kalau dibanding "te moraimasu ka"

     Nah kalau 〜てくれますか (te kuremasu ka) bagaimana ? bukannya sama aja ya ?

    Kalau dibilang sama aja sebenarnya 〜てもらいますか (te moraimasu ka) dan 〜てくれますか (te kuremasu ka) itu serupa tapi tak sama. Maksud aku tuh kalau "te moraimasu ka" kan kesannya orang yang ngomong itu minta bantuan ke orang lain, sedangkan "te kuremasu ka" itu orang yang membantu itu ngebantuin tanpa diminta, atau bisa dibilang yang ngebantuinnya itu inisiatif atau emang udah niat bantuin meskipun ga diminta. Jadi "te kuremasu ka" sebenarnya kurang tepat kalau kita masukkan sebagai cara meminta bantuan. Kalau memang digunakan untuk minta bantuan, berarti hal yang diminta itu adalah sesuatu yang udah se


    2-1.  ~ないでもらいますか (naide moraimasu ka)
    Ini pola untuk nyebutkan permintaan kalimat negatif dari pola 'te moraimasu ka' yaa

    Polanya :
     KK Bentuk A + ないで もらいますか
                                                      (naide moraimasu ka)

     Contoh :
    (きたな)()()をそのままにしないでもらいますか。
    Kitanai heya o sono mama ni shinaide moraimasu ka.
     Tolong untuk tidak membiarkan ruangan kotor begitu saja.

      じんじょうほうにんおしえないでもらいますか。
    Kojin jouhou o tanin ni oshienaide moraimasu ka.
     Tolong jangan kasih tau informasi pribadi ke orang lain.


    3. 〜ていただけませんか (te itadakemasen ka)

    Pola ini digunakan untuk meminta seseorang yang lebih tinggi statusnya atau orang yang lebih tidak akrab untuk melakukan sesuatu dengan sangat sopan. Pola 〜ていただけませんか (te itadakemasen ka) sebenarnya berawal dari もらいます yang ikta ubah menjadi bentuk hormat / (そん)(けい)() (sonkeigo) yaitu いただきます (itadakimasu). Yang kemudian kita ubah lagi jadi bentuk E yaitu いただけます (itadakemasu). Jadi kesannya kita bilang "bisakah anda melakukan ... ". Karena menjadi bagian dari bentuk hormat, ditambah lagi kesannya itu kita nanya dulu "bisakah .. ?" jadi ngasih kesan 'ga minta secara langsung', jadi pola ini menjadi salah satu yang sering digunakan di dunia bisnis di Jepang. 

    Polanya :
    KK Bentuk TE +いただけませんか
                              (itadakemasen ka) 

    Contoh :
    ファイルが(ひら)かないので、ファイルを再送信(さいそうしん)していただけませんか。
    Fairu ga hirakanai node, fairu o saisoushin shite itadakemasen ka.
    Karena filenya tidak terbuka, bisakah anda mengirimkan ulang filenya ?

    (そう)(きゅう)対応(たいおう)必要(ひとよう)案件(あんけん)なので、(いま)はこの案件(あんけん)優先(ゆうせん)していただけませんか。
    Soukyuu ni taiou ga hitsuyou na anken na node, ima wa kono anken o yuusen ni shite itadakemasen ka. 
    Karena ini kasus yang perlu ditangani segera, bisakah anda memprioritaskan kasus ini sekarang ? 

    このデザインの(いろ)をもう(すこ)(あか)るい(かん)じにしていただけませんか。
    Kono dezain no iro o mou sukoshi akarui kanji ni shite itadakemasen ka.
    Bisakah anda buat warna dalam desain ini menjadi sedikit lebih cerah.


    3-1. 〜ないでいただけませんか (naide itadakemasen ka)
     Untuk menyebutkan kalimat negatif pada pola ini, caranya sama seperti pola 〜てもらいますか (te moraimasu ka), polanya aku ringkas jadi berikut :

    Pola :
    Kata kerja bentuk A + ないで いただけませんか
                                                                                 (naide itadakemasen ka)

    Contoh :
    ()(かん)(なま)ゴミのゴミ(ばこ)()れないでいただけませんか。
    Akikan wa nama gomi no gomibako ni irenaide itadakemasenka.
    Bisakah minta tolong untuk tidak masukin kaleng kosong ke tempat sampah makanan ?

    店内(てんない)では写真(しゃしん)()らないでいただけませんか。
    Tennnai de wa shashin o toranaide itadakemasenka.
    Bisakah minta tolong untuk tidak memotret foto di dalam toko. 

    4. 〜てもらってもいいですか (te moratte mo ii desu ka)

    Pola ini merupakan cara minta tolong secara tidak langsung. Terkesan menanyakan dulu "bolehkan/bisakah minta tolong ... ". Liat bentuknya pasti ada yang udah kebayang, pola ini sebenarnya berawal dari bentuk TE + もらいます (moraimasu), yang kemudian もらいます (moraimasu)nya di ubah ke bentu TE + もいいですか (mo ii desu ka). Nah kalau mau lebih sopan lagi, kita ganti aja もらいます (moraimasu)nya menjadi いただきます (itadakimasu). Polanya akan jadi seperti berikut :

    Pola :
    Bentuk TE + もらっても いい ですか
                                                 (moratte mo ii desu ka)
    Bentuk TE + いただいても いい ですか
                                                       (itadaitemo ii desu ka)

    Contoh :
    (みち)がわからないので、(びょう)(いん)まで(おく)ってもらってもいいですか。
    Michi ga wakaranai node, byouin made okutte moratte mo ii desu ka.
    Karena ga tau jalan, bolehkah antarkan sampai ke rumah sakit ?

    ここのビデオを(あたら)しいビデオに()()えてもらってもいいですか。
     Koko no bideo  o atarashii bideo ni sashikaete moratte mo ii desu ka.
    Bolehkah minta ganti video yang disini dengan video yang baru ?


    Kita bahkan bisa menggunakan よろしい (yoroshii) menggantikan いい (ii) untuk memberikan kesan yang lebih halus. Seperti contoh-contoh berikut : 

    (らい)(しゅう)()(しゃ)にご(らい)(ほう)していただいてもよろしいでしょうか。
    Raishuu kisha ni goraihou shite itadaite mo yoroshii deshou ka.
    Minggu depan bolehkah saya berkunjung ke perusahaan anda ?

    (いそが)しいところ大変(たいへん)恐縮(きょうしゅく)ですが、お(はや)めにお(おく)っていただいてもよろしいでしょうか。
    Oisogashii tokoro taihen kyoushuku desuga, ohayame ni ookutte itadaite mo yoroshii deshou ka.
    Kami mohon maaf ditengah kesibukannya, tapi bisakah anda mengirimkannya sesegera mungkin ?


     Nah gimana guys, ga kalah menarik kan bahasan kali ini. Pola kalimat atau cara-cara meminta bantuan dalam bahasa Jepang bisa jadi ga hanya ini lho, kalau aku nemu lagi nanti aku share lagi yaa. Pokonya stay tune ya di BLOG WaGoMu, next aku akan share bahasan bahasan menarik lagi.



  • Belajar Bahasa Jepang

    Belajar Cara Menyarankan dalam Bahasa Jepang

     Hi guys, gimana nih belajar Bahasa Jepangnya ?, sebelumnya kita udah belajar pola kalimat syarat/pengandaian. Mungkin masih inget kan materinya, ternyata ada beberapa cara menyebukan syarat/pengandaian ya. Nah kali ini aku ingin share  cara-cara menyarankan pakai bahasa Jepang nih. Kalau di Indonesia mah seperti "Bagaimana kalau ... ?", atau ada juga "Sebaiknya ...". Biar ga makin penasaran kita langsung ke materi yuk.

    1. 〜たらどうですか (tara dou desu ka)

     Cara untuk menyarankan perama adalah 〜たらどうですか (tara dou desu ka). Pola ini biasanya digunakan untuk memberikan saran kepada seseorang mengenai tindakan yang dapat dilakukan. Nuansanya pun formal, namun kalau mau kita jadiin kasual juga bisa kok, tinggal kita ganti aja jadi 〜たらどう? (tara dou ?), jadi kita hilangin aja ですか (desu ka)nya maka akan jadi kasual.

     Polanya :
     KK Bentuk TA + ら + どうですか

     Contoh :
    (にが)いものが(きら)いでしょうから、(あま)いコーヒーにしたらどう?
    Nigai mono ga kirai deshou kara, amai koohi ni shitara dou ?
    Karena kamu ga suka yang pahit, gimana kalau beli kopi yang manis ?

    あのチョコ(あじ)のチュロスは()()しそうですね。(ひと)()ったらどうですか?
    Ano choko aji no churosu wa oishisou desu ne. Hitotsu kattara dou desuka ?
     Churros rasa coklat itu terlihat enak ya. Bagaimana kalau beli 1 churrosnya ?

     2. 〜た方がいい (ta hou ga ii)

    Nah yang kedua,  pola ini digunakan untuk memberikan saran yang menunjukkan tindakan yang sebaiknya diambil. Iya "yang sebaiknya diambil", beda sama 〜たらどうですか (tara dou desu ka) yang menyarankan tindakan yang bisa di ambil, jadi sekalipun tidak dilakukan gak akan masalah, tapi 〜した方がいい (shita hou ga ii) terkesan menyarankan dengan kuat, yang bisa jadi kalau ga dilakukan nanti akan ada konsekuensinya.

     Polanya :
     Bentuk TA + 方がいいです。

     Contoh :
    (ねつ)()たよ。(かい)(しゃ)(やす)んだ(ほう)がいいですよ。
    Netsu ga deta yo. Kaisha wo yasunda houga ii desu yo.
    Ada demamnya lho. Sebaiknya izin libur kerja dulu.

    明後日(あさって)数学(すうがく)のテストがあるから、そろそろ(べん)(きょう)した(ほう)がいい  
     Asatte suugaku no tesuto ga aru kara, sorosoro benkyou shita hou ga ii
     Besok lusa kan ada test matematika, sebaiknya kau segera belajar

    3. 〜なさい (nasai)

    Kita masuk yang ke 3 nih. Pola '~nasai' ini digunakan untuk memberikan saran yang lebih tegas atau berwibawa. Dalam kasus tertentu terkesan merendahkan. Maksudnya tuh, kalau kita make pola ini ke atasan atau yaa intinya yang stratanya lebih tinggi dari kita, pola ini terkesan tidak baik ya karena ada kesan merendahkan atau kita tuh merasa lebih hebat, lebih berwibawa, lebih jago gitu dari pada lawan yang kita kasih saran ini.

    Polanya :
     Bentuk I + なさい
     お + Bentuk I + なさい
    (*pake お di sebelum Bentuk I buat lebih sopan)

    Contoh :
    もう10()ですよ。 (はや)()なさい。
    Mou juuji desu yo. Hayaku nenasai.  
     Udah jam 10 lho. Sebaiknya kamu cepat tidur.


    (はっ)(ぴょう)する(まえ)に、(なに)(つた)えようとするかよくお(かんが)えなさい。
     Happyou suru mae ni, nani o tsutaeyou to suru ka yoku okangaenasai.
     Sebelum mempresentasikan, sebaiknya pikirkan baik-baik apa yang akan disampaikan.

    4. 〜てみてください (te mite kudasai)

    Pola ini udah lebih spesifik, dimana kita digunakan untuk memberikan saran agar seseorang mencoba melakukan sesuatu. Ya, mencoba melakukan sesuatu ya. Berawal dari KK bentuk TE + みます yang artinya mencoba melakukan ..., kemudian kita ubah lagi みます di belakangnya menjadi みてください.

     Polanya : 
    KK  Bentuk TE + みて ください

     Contoh :
    そんなに(さび)しいなら、 (らい)(しゅう)(とう)(きょう)(あそ)びに()ってみてください。
    Sonna ni sabishii nara, raishuu toukyou e asobi ni itte mite kudasai.
    Kalau kesepian sampe segitunya, minggu depan coba pergi main ke tokyo. 


    この(あたら)しいレストランのメニューを(ため)してみてください。
    Kono atarashii resutoran no menyuu o tameshite mite kudasai.
    Cobalah mencoba menu restoran baru ini.

    5. 〜といいです (to ii desu)

    Pola ini digunakan untuk menyatakan harapan atau saran yang positif. Ya, jadi kita menyarankan orang lain tapi di waktu yang bersamaan kita berharap orang itu akan melakukannya. Dalam bahasa Indonesia akan terdengar "akan sangat bagus kalau ...", "alangkah baiknya kalau ...", dll.

     Polanya :
    KK Bentuk U/TA/A (casual) + といいです

     Contoh :
     このサイズだと()づらいので、もっと(おお)きくするといいです。
     Kono saizu da to midzurai node, motto ookiku suru to ii desu.
     Kalau ukuran ini sulit terlihat, jadi alangkah baiknya di perbesar lagi.

     メールで「対応(たいおう)していますので、少々(しょうしょう)()ちください」を()くといいですよ。
    Meeru de "Taiou shite imasu node, shoushou omachi kudasai" o kaku to ii desu yo
    Lebih bagus kalau tulis "Sedang kami kerjakan, jadi mohon tunggu sebentar" di email.


    Dalam konteks tertentu pola ini pun sebenarnya bisa saja berupa harapan seseorang. Biasanya kalau konteksnya dia mengharapkan sesuatu yang bukan dilakukan seseorang. Contohnya :

    明日(あした)()れるといいですね。
     Ashita wa hareru to ii desu ne.
     Semoga besok cerah.


     Gimana guys materi kali ini ?, Ga kalah menarik kan sama materi-materi sebelumnya. Kalau saya ringkas akan seperti ini guys :
      

     Nah gitu guys, cara-cara menyarankan orang dalam bahasa Jepang, sama seperti cara mengungkapkan syarat, ternyata menyarankan orang pun ternyata ada macam-macam yang lebih khusus ya penggunaannya. Nah kali ini pun bisa jadi belum semua ya guys, jadi kalau nemu lagi bisa sharing bareng yuk. 


  • Belajar Bahasa Jepang

    Masa Game Ga Ada Bahasa Indonesianya?

    Game ga ada bahasa Indonesianya ?
    Gimana mau laku ?

    Ini sempet rame banget nih di internet, konteksnya ada games yang akhir-akhir ini release, tapi ada sebagian kaum di Indonesia yang "terkesan" kecewa diarenakan tidak disediakannya bahasa Indonesia di game tersebut. Aku kali ini ngebahas sesuatu yang mungkin ga 100% nyambung dengan bahasa Jepang. Tapi setelah baca statement dan beberapa postingan menyeleneh ini aku jadi ingin bahas nih bareng-bareng nih, yuk kita coba bahas.

    Game ga ada bahasa Indonesia aja bisa dikomplain, apakah ini hanya sebuah candaan? atau memang statement yang real? sebenernya aku kecewa kalau ini statement real ya. Kenapa? Menurut aku kalian yang merasa di semua game itu perlu ada bahasa Indonesianya ini agak bahaya, atau aku sebut LEMAH. Ketersediaan bahasa Indonesia dalam sebuah game ataupun aplikasi itu bonus yang kebetulan orang-orang yang buatnya ingin membesarkan game atau aplikasi mereka di market Indonesia. Tapi kalau ga ada gimana? Apakah ini akhir para gamers di Indonesia ? Apakah akan membuat gamenya gak akan laku? Yaa, engga juga! Gamenya akan terus jalan, dan gamenya pun akan laku-laku aja, so dunia akan terus berputar loh. Sekedar info, kayaknya bahkan hampir semua games of the year aja selama ini ga ada bahasa Indonesianya ya, ini sepengetahuan aku so kalo salah coba kasih tau aku di komen. Selain itu aplikasi-aplikasi tools yang kalian gunakan di pekerjaan kalian pun ga ada jaminan ada versi bahasa Indonesianya. Dan apakah game dan aplikasi itu gagal, dan bisa dibilang ga laku? Dengan contoh yang aku sebutin tadi, coba silahkan nilai sendiri,.

    Sekarang mau share pengalaman aku nih, kalian ngerasain ga sih main games pas jaman Nintendo NES, Playstation 1 dll ? Contoh yang aku rasain itu main game Tenchu yang pertama di PS1, atau pernah juga main Samurai Warrior di PS2. Apakah di game itu ada bahasa Indonesianya ? GA ADA. Jangankan bahasa Inggris, waktu itu aku mainin pake BAHASA JEPANG. Di Tenchu aja aku harus tau misinya harus kemana dan harus ngapain sambil trial and error, belum lagi harus tau mana equip, effect dari equipnya, dll. Dari game jaman Itu awal mula aku tertarik sama bahasa Jepang sih memang, dan sampe saat ini banyak game yang tersedia bahasa Jepangnya, aku selalu coba pake bahasa Jepang di gamenya.

    Ga usah bahasa Jepang dah, game-game sekarang aja rata-rata ada bahasa Inggrisnya. Dimana bahasa Inggris kan udah kalian pelajari setidaknya dari SD sampe SMA. Minimal ga buta-buta amat lah kalian. Kaya yang mungkin banyak orang pernah rasain tuh main Harvest Moon pake bahasa Inggriss yaa. Kita berusaha mati-matian mengerti konteks storynya sampe kalian bisa nikah ya kan wkwk.

    Tapi kenapa kaum ini sampe komplain karena ga ada bahasa Indonesia di gamenya? Apakah mereka males mikir untuk memahami kalimat-kalimat di gamenya? Atau jangan-jangan mereka orang-orang yang ga mau mempelajari bahasa penjajah? Lah, tiap hari aja kita tampa sadar make bahasa-bahasa penjajah loh di keseharian kita. Apalagi sekarang jumlah orang Indonesia yang belajar bahasa Jepang aja tiap taunnya bertambah. Dengan belajar bahasa Asing tuh kalian dapet kesempatan untuk bisa dapet kerjaan yang lebih bagus, dan lebih proper. Tapi kenapa kaum ini malah membuat statement ga mau belajar bahasa asing? Sesempit itukah pandangan mereka?

    "Sekarang kenapa kalian ga manfaatin game yang kalian mainin sebagai sarana belajar bahasa asing?"

    Disini kasusnya ga hanya belajar bahasa Jepang ya. Aku bilang belajar BAHASA ASING. Buat kalian yang ingin kerja di Jepang dan ngerasa ga perlu bisa bahasa Inggris, kalian ga 100% salah tapi menurut aku ga benar juga. Orang Jepang tuh rata-rata ga bisa bahasa Inggris, dengan kata lain kalian kalau bisa bahasa Jepang dan Inggris kesempatan kalian mendapatkan pekerjaan yang lebih baik akan bertambah. Kalian bisa aja dinaikin jabatan kalian ke posisi yang lebih proper dibanding cuman sekedar eksekutor bawahan yang gajinya segitu-segitu aja. Intinya ga rugi loh bisa bahasa asing tuh. 

    Nah sekarang kalian mau tetap komplain game atau aplikasi yang kalian pakai ga ada bahasa Indonesianya ? Atau manfaatin game dan aplikasi untuk naikin skill bahasa kalian ? 

J-Class, pernah diliput di :