Belajar
Belajar Bahasa Jepang Yang Digunakan Samurai
Samurai atau yang biasa dikenal sebagai panggilan untuk ksatria pedang Jepang adalah sebuah hal yang banyak dikenal di kalangan Umum. Banyak orang yang mengenal sosok dari samurai ini sendiri dari berbagai sumber seperti internet atau media lainnya yang berupa media hiburan seperti anime, manga, game, dan acara acara televisi.
Bila kalian mengenal sosok dari samurai itu sendiri dari media hiburan seperti anime, kalian mungkin akan merasa aneh dengan cara berbicara mereka yang terbilang unik atau berbeda dari bahasa Jepang biasanya. Ini dikarenakan samurai memiliki keunikan pada saat berbicara, bahasa yang digunakan mereka pada saat berbicara biasanya merupakan bahasa sopan yang ditujukan ke majikan mereka sebagai rasa loyalitas dan rasa kebanggaan mereka atas pekerjaan mereka.
Dalam beberapa contoh kalimat ini dapat kita simak penjelasan mengenai beberapa kosakata yang biasa digunakan oleh samurai pada saat mereka berbicara.
Contoh kalimat:
「雨ふる風の中、刀を持ちて裸足で歩く」…拙者は楓原万葉と申す。四方を彷徨う浪人でござる。同じ旅路をゆく者同士、共に歩もうではないか。
“[Ame furu kaze no naka, katana wo mochite hadashi de aruku] ... Sessha wa kaedehara kazuha to mousu. Shihou wo samayou rounin de gozaru. Onaji tabiji wo yuku mono doushi, tomo ni ayumou de wa nai ka.”
Artinya:
“[Bagaikan angin di dalam hujan, berjalan tanpa alas kaki sambil membawa katana]...Hamba bernamakan Kaedehara Kazuha. Hambalah seorang samurai pengembara. Sebagai sesama pengembara, marilah kita berkelana bersama.”
Dalam kalimat di atas, kita dapat melihat kalimat perkenalan yang digunakan oleh Kaedehara Kazuha dan kita dapat melihat beberapa kata yang terdengar asing di telinga kita seperti contohnya 拙者 (sessha), 浪人 (rounin), dan kosa kata でござる(de gozaru). Tidak hanya kata yang terdengar asing, tetapi juga ada kata yang biasa kita dengar yaitu 刀 (katana). Untuk menghilangi rasa penasaran mengenai kata kata tersebut, mari kita mulai pembahasan dari kalimat yang ada di atas.
Penjelasan:
拙者 (sessha)
Bila kita melihat penggunaannya dari kalimat yang di atas sessha digunakan sebagai bentuk kosa kata bantu penyebut diri yang diartikan sebagai “saya”. Sessha ini sendiri merupakan sebuah kosa kata bantu yang digunakan oleh pejuang pejuang Jepang seperti contohnya samurai dan ninja. Walaupun kata ini digunakan oleh para pejuang, makna dari sessha ini sendiri digunakan untuk merendahkan diri sendiri dan bila mana diartikan secara harfiah, sessha berartikan “orang yang ceroboh”. Penggunaan sessha dalam bahasa Indonesia dapat disamakan dengan penggunaan kata “hamba” dalam percakapan bahasa Indonesia.
浪人 (rounin)
Dilihat dari penggunaannya dari kalimat di atas, ryounin digunakan sebagai status dari diri mereka dan diartikan menjadi “samurai pengembara”. Pada zaman dahulu, samurai merupakan seorang kesatria yang mengabdikan diri mereka kepada majikannya, dan samurai yang sudah kehilangan majikannya biasa dipanggil dengan sebutan rounin atau samurai tanpa majikan. Rounin ini sendiri biasanya melakukan perjalanan tanpa tujuan dikarenakan diri mereka yang sudah tidak memiliki majikan, maka dari itu rounin sendiri biasa disebut sebagai samurai pengembara.
でござる(de gozaru)
Dalam kalimat di atas, kata “de gozaru” digunakan dalam akhir kalimat. Penggunaan ini terlihat seperti ‘desu’ pada akhir kalimat yang bisa dibilang tidak berartikan apa apa. Pada zaman samurai atau dapat dibilang era Jepang kuno, ‘de gozaru’ biasa digunakan sebagai penggagas kalimat dan tidak memiliki arti. Kata ‘de gozaru’ ini sendiri adalah bentuk kata ‘desu’ yang digunakan pada masa samurai atau Jepang kuno. Umumnya ‘de gozaru’ sudah tidak digunakan pada era Jepang modern sekarang ini.
Berdasarkan dari penjelasan sebelumnya, kita dapat melihat penggunaan dari beberapa kosa kata kuno yang digunakan oleh samurai pada zaman dahulu. Setiap kosa kata itu sendiri memiliki arti masing masing dan ada juga yang berkesinambungan dengan kosa kata yang digunakan pada kehidupan sehari hari di era modern Jepang yang sekarang seperti contohnya “de gozaru” dan “desu”. Samurai menganggap diri mereka bernilai lebih rendah di hadapan majikan mereka dan menganggapnya sebagai bentuk loyalitas kepada majikannya.
Komentar
No Comments To Display