Cari

Belajar Efektif dan Fun di WaGoMu#JapaneseClass

  • Belajar Bahasa Jepang

    Mitos atau Fakta: Benarkah Belajar Bahasa Jepang Harus dari Native?


     Bagi pemula yang sedang mencari cara belajar paling efektif, pasti sering mendengar berbagai 'wejangan' dari senior. Ada satu saran yang paling sering diulang-ulang, seolah-olah menjadi satu-satunya jalan pintas menuju kelancaran. Saran itu berbunyi:

    "Kalau mau lancar belajarnya harus langsung dari sensei orang Jepang asli!"
    "Untuk belajar N3 keatas lebih efektif sama orang Jepang langsung dibanding dengan orang Indonesia"

    Perdebatan yang aku sebutin tadi udah sering aku liat di kolom komentar. Masih ada atau mungkin banyak yang mengkultuskan belajar bahasa Jepang itu harus sama orang Jepang, atau ya di Jepang langsung gitu. Dan sepertinya menarik nih kita coba bahas bareng-bareng. Apakah belajar bahasa Jepang itu memang WAJIB langsusang dari nativenya? atau sebenernya ga juga? Mari kita coba bongkar bareng mitos ini.

    Kalau kalian tanya "aku (penulis) masuk tim sensei Jepang atau sensei Indonesia?" Ya jawaban aku belajar bahasa Jepangnya OTODIDAK. Jadi disini aku ngebahas diposisi netral dan biar ga terkesan berpihak sama satu sisi aja, kita coba bahas masing-masing kelebihan dan kekurangan dari belajar bahasa Jepang bareng sensei orang Indonesia dan juga sama native ya. Kalau kalian ngerasa belajar dari orang Indonesia itu hasilnya pasti ga baik, dan lebih milih belajar dari native langsung. Sebenernya aku lebih ngerasa "itu salah", tapi aku ngerti juga kenapa ada yang ngerasa lebih baik belajar dari native. Kenapa? Ada banyak yang bisa kalian dapet dan ga bisa kalian dapet kalau diajarin sama sensei orang Indonesia, begitu juga kebalikannya.

    Pertama kita coba bahas kelebihan belajar bahasa Jepang dari sensei orang Indonesia terlebih dahulu. Point pertamanya adalah sensei orang Indonesia udah ngelewatin jalan yang lagi kalian tempuh sekarang. Makanya dia lebih mengerti keluh kesalnya belajar bahasa Jepang. Mulai dari bagian susahnya dimana, sampe solusi belajarnya gimana supaya kalian ga ngerasain kesulitan yang sama dengan yang dia rasakan. Point berikutnya, dia mengerti bahasa ibu kita. Sensei orang Indonesia mengerti bahasa Indonesia, sehingga dia bisa membandingkan pola bahasa Indonesia dan bahasa Jepang, memberikan analogi yang relevan mengenai perbedaan pola kalimatnya, sehingga dapat memberikan penjelasan yang lebih mudah dipahami oleh orang Indonesia. Jadi untuk belajar dasar bahasa Jepang sangat rekomended belajar dari sensei Indonesia dari pada sama native. Point ketiganya, biaya untuk mendapatkan jasanya jauh lebih terjangkau. Ini udah jelas banget ya, belajar sama sensei native itu biayanya luar biasa loh kalau dibanding sama sensei Indonesia.

    Sekian 3 point utama kelebihan dari belajar bahasa Jepang dari sensei Indonesia. Next kita bahas kekurangannya, yang pertama kualitas pengajar yang belum merata. Aku ga ada maksud menjelekkan ya, karena memang ada banyak kok yang bagus ngajarin bahasa Jepangnya. Tapi aku mau ngasih tau kalian kenyataan pahit, bahwa masih ada sensei Indonesia yang kemampuan bahasa Jepangnya masih belum bagus, dan pengetahuannya dalam pendidikan masih sangat minim. Sehingga sensei tadi mengajar dengan cara apa adanya, dan kurang terstruktur juga akhirnya. Efeknya buat kalian pelajarnya ya malah jadi sulit paham yang berujung ga jadi-jadi nih berangkat ke Jepangnya. Jadi kalau memang mau belajar sama sensei Indonesia, bakal jadi hal penting untuk bisa selektif dalam memilih tempat atau lembaga belajarnya. 

    Ada juga yang dia ngerti bahasa Jepang dan punya ilmu pendidikan bahasa sehingga ngajarnya mudah dimengerti, tapi bahasa Jepangnya ga sefasih native. Kalau yang ini sering banget aku nemuin. Selama senseinya bisa ngejelasin bahasa Jepangnya dengan baik dan mudah dimengerti, menurut aku itu udah nilai yang bagus banget. Tapi bakal kerasa ada yang kurang selama proses belajar, contohnya kita mungkin akan sulit mendapatkan experience seperti ngobrol sama native selama proses belajar, atau senseinya mungkin akan kesulitan untuk memberikan ilmu mengenai slang atau bahasa sehari-hari yang mungkin ga keluar di buku pelajaran.

    Apakah sensei Indonesia harus fasih seperti native? Ga harus, tapi sebaiknya mendekati native. Jahat banget kalau kita berekspektasi semua sensei Indonesia harus sama dengan native yang tiap hari dari kecil udah ngobrol pake bahasa Jepang. Lagian kebanyakan orang yang bahasa Jepangnya udah fasih banget, mereka lebih milih kerja di Jepang atau mungkin di perusahaan Jepang yang ada di Indonesia, karena kalau liat penghasilannya memang lebih menggiurkan daripada jadi sensei di lembaga manapun. Kecuali kalau kalian berpendidikan tinggi dan memilih untuk jadi dosen di perguruan tinggi yang menjanjikan. Karena alasan itu ya sensei yang sangat fasih seperti native bisa jadi ga sebanyak yang kita harepin.

    Sekian kelebihan dan kekurangan belajar dengan sensei Indonesia. Terus bedanya apa kalau belajar langsung sama native? Kalau liat dari mitosnya sih "bisa lebih lancar ya prosesnya". Nah coba kita jabarin juga kelebihan dan kekurangannya. Kelebihan dari belajar langsung dengan native, yaitu dia seorang native yang tiap hari menggunakan bahasa Jepang di kesehariannya. Ini berlawanan dengan kekurangan kedua dari sensei Indonesia. Dimana sensei native sejak kecil (mungkin) dia udah belajar dan mempraktekkan langsung bahasa Jepang mereka. Sehingga mereka lebih tau mengenai slang atau bahasa sehari-hari yang ga selalu tertulis di buku pelajaran. Dan yang terpenting mereka punya aksen native sehingga jadi kelebihan yang besar untuk berlatih chokai (listening) dan kaiwa (conversation). Alasan ini juga yang jadi asal muasal mitos "belajar dari native akan lebih lancar". Mitos ini ga salah, tapi aku mau coba sangkal dikit dengan menceritakan sisi negatif belajar sama native.

    Sensei Native yang bisa bahasa ibu kita, masih sangat langka. Secara jumlah malah jauh lebih langka daripada sensei Indonesia yang jago ngajar. Sehingga terkadang bakal ketemu momen ketika mereka kesulitan dalam mengajarkan bahasa Jepang. Biasanya sih ketika diajarin pake cara mereka dan pelajarnya belum ngerti, karena ga ngerti bahasa ibu kita, mereka suka jadi kesulitan jelasin lebih detailnya gimana. Balik lagi, memang ga semua sensei native gini, ada banyak juga kok bagus ngajarnya. Kasusnya beda kalau kita atau pelajarnya udah N4 atau bahkan N3, kayanya kasus mereka kebingungan ngajar kayanya udah sangat jarang, karena kita udah cukup mengerti bahasa Jepang. Tentu kalian ga akan ketemu masalah ini kalau kalian jago banget bahasa Inggrisnya, karena kebanyakan sensei native di Jepang itu setidaknya punya bekal bahasa Inggris yang cukup atau mungkin ada yang jago (ga semua tapi ya). 

    Kekurangan kedua dan terakhirnya adalah kebanyakan native itu berbicaranya kurang terstruktur, atau ga sesuai dengan ilmu lingustik bahasa Jepang. Sering banget kan ketika ngobrol sama orang Jepang mereka ngomongnya ga sesuai dengan yang di buku? Karena memang yang namanya native, biasanya ngobrolnya secara naluriah atau ga bedasarkan yang tidak dipelajari, tapi berdasarkan bawaan dari kebiasaan. Alhasil bahasa Jepang native itu cenderung ga sesuai dengan pola kalimat yang sesungguhnya. Dan ini ga berlaku khusus native Jepang, contoh kita sebagai native Indonesia pun sama kan? Coba ngaku di sini siapa yang bahasa Indonesianya masih suka remedial? 

    Berarti bagus dong kalau berdasarkan naluriah? Jadi yang dipelajari itu bahasa Jepang yang digunakan sehari-hari.

    Okay, aku udah bosen liat komentar gini. Ini statement bagus tapi aku kurang setuju. Kalau kalian maunya cuman yang penting bisa survive di Jepang, mungkin statement tadi bisa kalian anggap benar. Tapi percaya lah, orang Jepang itu sehari-harinya memang acak-acakan ngomongnya, tapi ketika udah urusan kerjaan yang butuh skill bahasa yang tinggi, mereka sangat serius milih-milih kata dan tata bahasa. Dan di antara orang Jepang pun banyak yang masih kesulitan memilah kata dan tata bahasa. Jadi kalau kalian belajarnya dari native, berharaplah sensei kalian itu mengerti dan bisa mengajarkan bagian ini.

    Kesimpulannya apa nih? Apakah belajar langsung dari native itu belajarnya akan lebih lancar? Menurut aku ENGGA untuk level pemula, tapi sangat benar ketika kalian udah masuk level menengah seperti N3 yang mau lanjut sampe N1. Karena di level ini, peran native akan sangat membantu kalian untuk melancarkan penggunaan bahasa Jepang yang udah kalian pelajari sama sensei Indonesia. Kalau belum sampai level ini, aku saranin belajar dulu dasar-dasarnya sama sensei Indonesia. Kalau ragu belajar sama sensei Indonesia, muncul lah pilihan ketiga untuk belajar OTODIDAK, dimana belajarnya bisa menyesuaikan dengan cara belajar sendiri. Supaya nantinya ketika belajar sama native kalian udah mengerti dulu sama bahasa yang mereka gunakan. 

    Itu pendapat saya, tapi aku yakin kalian mungkin punya pendapat-pendapatnya masing-masing, jadi yang punya pendapat yang berbeda atau mungkin kurang setuju dengan apa yang aku sebutin tadi, coba tulis di kolom komentar ya. Atau kalau dari kalian ada bahasan menarik yang ingin kita bahas bareng, coba tulis juga di kolom komentar ya. Kita ketemu lagi di bahasan berikutnya.

  • Kerja di Jepang

    Waspada! 3 Kesalahan Fatal yang Membuat Kamu Di-blacklist Masuk Jepang

    Sempet seru ya, ada isu warga negara Indonesia akan diblacklist secara umum oleh Pemerintah Jepang untuk masuk atau bekerja di Jepang. Khawatir kan udah cape-cape belajar bahasa Jepang, eh bisa-bisa ga jadi berangkat kerja ke Jepang nih. Bersyukurnya ini udah ada klarifikasi bahwa isu tersebut adalah hoaks oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo, dan juga tidak ada pernyataan resmi dari Pemerintah Jepang mengenai larangan massal atau blacklist terhadap WNI. Nah tapi sadar ga sih, blacklist yang dimaksud adalah blacklist secara keseluruhan warga negara Indonesia, bukan blacklist secara individual. Sekedar info bahwa kalian masih punya kemungkinan diblacklist kalau bermasalah. Kali ini aku mau coba bahas mengenai blacklist di Jepang ya.

    Seperti yang aku mention tadi, warga negara Indonesia memang tidak diblacklist secara keseluruhan. Kita bisa merasa tenang dengan itu, tapi disisi lain jadikanlah ini sebagai pelajaran atau tamparan untuk kita semua agar bisa lebih berhati-hati dengan kelakuan kita di negara orang. Karena yang namanya blacklist ke negara tertentu, sebenarnya bisa juga terjadi secara individual atau blacklist terhadap 1 orang tertentu. Belum lagi kalau jumlah yang diblacklist ini terus bertambah, kasusnya bisa lebih besar. 

    Kita bisa belajar dari kasusnya Vietnam. Sempat beredar Vietnam telah diblacklist oleh Jepang. Ga semudah itu memblacklist sebuah negara, jadi inget ya sebenernya bukan diblacklist tapi pengawasannya memang diperketat oleh pemerintah Jepang. Jadi warga Vietnam yang ingin sekolah atau kerja di Jepang itu ga sulit tapi ga semudah warga Indonesia saat ini. Sebagai contoh, disana udah banyak institusi/lembaga pengirim yang diblacklist, kantor imigrasi dipaksa untuk lebih ketat dalam pengawasan VISA warga Vietnam di Jepang, dll. Semua ini bukan terjadi tanpa sebab, karena setau aku sebelumnya Vietnam sama Jepang itu akur-akur aja. Kalau aku coba cari tau ternyata dari Vietnam banyak banget pelarian peserta magang, pekerja ilegal, dan juga kasus kriminal selama di Jepang. 

    Aku kasih contoh kasus Vietnam karena kebetulan point kenapa mereka diperketat pengawasannya karena "jumlah kasus pelanggaran dan kriminal". Dimana kalian pasti udah ga bosen dengerin berita aneh-aneh dari rekan kita yang udah di Jepang. Ada yang nyolong tas mahal lah, ada yang ngerampok lah, sampe kasus pembunuhan aja ada loh. Pelakunya macem-macem dari yang belum lama dateng ke Jepang, sampe WNI yang overstayer. Waktu denger pelakunya overstayer aja udah kesel ya, nah ini ada yang belum lama dateng ke Jepangnya tapi udah ngelakuin kriminal gimana ceritanya ya? 

    Udah lah aku mau coba lanjut ke bahasan utama kita kali ini. Kita bisa tenang karena ternyata blacklistnya Indonesia itu hoax, tapi ga bisa tutup mata dengan kenyataan bahwa kita bisa diblacklist sama pemerintah Jepang. Ada beberapa alasan umum yang biasanya menyebabkan seseorang dibekukan atau dilarang masuk kembali ke Jepang (ini termasuk dikenai larangan masuk/deportasi). Secara garis besar aku jabarin kaya gini ya :

    Pelanggaran Imigrasi Serius

    Kurang lebih kasus seperti tinggal melebihi batas waktu izin atau overstay selama di Jepang. Ini adalah salah satu pelanggaran paling umum dan kabar buruknya ternyata WNI yang ngelakuin ini jumlahnya ga dikit. Singkat kata kalau udah habis masa visanya ya pulang ke Indonesia aja ya pilih anatara perpanjang VISAnya atau pulang guys. Ga semua kasus memang bisa perpanjang VISA, jadi perhatikan aturan mainnya ya. Kalau kalian tinggal lebih lama dari izin tinggal (visa) kalian harus siap-siap ga bisa balik lagi ke Jepang setelah dideportasi. Ada juga kasus bekerja secara ilegal dimana mereka beraktifitas di luar tujuan visa mereka. Contoh yang pake visa turis yang ditujukan untuk bertamasya, tapi waktu di Jepang mereka malah bekerja. Ada juga yang memberikan dokumen palsu saat pengajuan visa atau izin tinggal. Kalau ga mau diblacklist ikuti aturan yang ada ya.

    Pelanggaran Hukum Kriminal

    Sesuai namanya, blacklist yang ini terkait kasus melakukan tindak kriminal/kejahatan selama di Jepang. Melakukan tindak pidana seperti pencurian, perampokan, kekerasan, atau kejahatan serius lainnya di Jepang. Kalau sampe ditangkap dan dihukum, orang itu hampir pasti akan dideportasi setelah menjalani hukuman dan setelah pulang dia akan diblacklist dari Jepang. Sebenernya kegiatan yang mengganggu ketertiban umum pun bisa berujung deportasi hingga blacklist. Meskipun kasus ini mungkin tidak selalu berujung blacklist, tapi tindakan yang sangat mengganggu ketertiban umum dan meresahkan masyarakat lokal dapat menyebabkan pengawasan ketat. Jika berulang atau disertai pelanggaran lain, ini bisa berujung sampe masalah imigrasi atau pengetatan kebijakan visa di masa depan.

    Alasan Lain Terkait Visa/Kesehatan

    Ini kasus lain yang mungkin kurang tersorot tapi, masalah kesehatan pun bisa berujung penolakan masuk ya. Kalau sampai kalian membawa penyakin menular tertentu, ada kemungkinan akan berujung ke kasus blacklist. 


    Balik lagi yang aku bahas ini blacklist yang bersifat individual atau ditujukan kepada orang tertentu yang melanggar. Tapi ga menutup kemungkinan kalau sampai warga negara Indonesia yang terlibat kasusnya semakin banyak, warga negara Indonesia akan mendapatkan perlakuan yang sama seperti warga Vietnam yang ingin ke Jepang. Kalau sampe terjadi ini ga bagus ya, setidaknya kita bisa tau bahwa warga Jepang udah ga percaya secara penuh terhadap warga negara Indonesia. Padahal para senpai udah berusaha membangun dan menjaga kepercayaan terhadap warga Indonesia. Tapi dihancurkan oleh segelintir orang yang hanya melihat diri mereka sendiri.

    Kalau udah diblacklist terus gimana kak?

    Untuk keluar dari blacklist Jepang dan balik lagi ke daftar putih (whitelist), kalian harus menghubungi kedutaan besar atau konsulat Jepang di negara Indonesia. Ini untuk memahami alasan blacklist dan prosedur penghapusan blacklistnya, karena inget ya daftar tersebut tidak mudah untuk diubah dan hanya bisa diperbarui melalui proses resmi. Ga mudah, dan bisa jadi butuh proses yang panjang. Aku sendiri ga paham 100% dengan prosedurnya, jadi aku minta izin jelasin secara singkat dan sepengetahuan aku aja ya. 

    Pertama-tama pahami alasan blacklist. Iya cari tau dulu alasan spesifik kenapa kalian bisa masuk dalam blacklist Jepang. Ini bisa terkait dengan pelanggaran imigrasi, masalah visa, atau aktivitas lain yang melanggar hukum atau peraturan Jepang. Kalau udah tau, coba Hubungi Kedutaan Jepang, untuk cari informasi lebih detilnya tentang proses penghapusan blacklistnya. Biasanya nanti ada dokumen yang perlu disiapkan ya, nanti ikutin aja informasi dari kedutaan Jepangnya. 

    Next biasanya ada proses pengajuan banding, nah di proses ini mungkin akan ada proses verifikasi dan pemeriksaan ulang yang memakan waktu. Terakhir yang paling penting adalah kepatuhan di masa depan, ketika udah masuk ke whitelist lagi, terus apa? Udah cukup kapok kan diblacklist? Jangan diulangin ya! Karena ketika diulangin, sangat mungkin kalian bakal kena blacklist permanen atau proses pengajuan banding di pemutihan berikutnya bisa menjadi sangat sulit untuk diterima. Balik lagi proses ini bisa sangat panjang dan ga ada jaminan pasti berhasil karena tergantung sama kebijakan imigrasi Jepang.


    Gimana guys pembahasan kali ini? Pembahasannya berat ya, tapi izin aku mau mengingatkan sesama pejuang yang ingin berkarir atau berangkat ke Jepang. Setidaknya kita jaga kepercayaan warga lokal Jepang agar kohai atau generasi berikutnya tidak dipersulit saat ingin berangkat ke Jepang ya. Biar ga kejadian deh udah cape-cape belajar bahasa Jepang ternyata ga jadi berangat gara-gara pengajuannya dipersulit sama pemerintah Jepang. Tapi diantara kalian ada ga ya yang pernah diblacklist? Terus gimana cara kalian kembali ke whitelistnya? Boleh sharing dong pengalamannya di kolom komentar ya. Atau kalau sekiranya ada bahasan menarik seputar Jepang dan bahasa Jepang silahkan tulis juga ya di komentar, nanti kita bahas bareng-bareng ya.

  • Belajar Bahasa Jepang

    Kenapa kosakata bhs Jepang susah banget nempel di kepala?

    ‘Kak, kenapa sih kosakata bhs Jepang tuh susah banget nempel di kepala? Padahal aku udah hafalin tiap hari, tapi tetep aja gampang lupa lagi.’

    Buat kamu yg lagi belajar bahasa Jepang pasti pernah ngerasa relate dengan pertanyaan tadi. Aku yakin bukan kamu aja kok yg ngerasain gitu. Aku aja dulu ngerasain susah banget buat ngehafalin kosakata bahasa Jepang. Udah ngafalin kosakata BAB 1 waktu belajar kosakata BAB 2 dan BAB 3, eh kosakata BAB 1nya malah lupa.

    Mulai lah muncul pertanyaan "kenapa ya kosakata yang udah dihafal susah banget nempel di kepala?". Dari pengalaman aku, menurut aku sih salah satu alasannya adalah karena cara hafalannya yg terlalu pasif. Misalnya, kamu cuma baca daftar kosakata berulang-ulang tanpa benar-benar mengerti apa maksud dan penggunaan dari kosakatanya. Jadi kalian cuman melihat kosakata sebagai hafalan, tanpa mengerti setelah hafal terus bakal jadi apa. 

    Faktor lainnya, yaitu kurangnya mengulang atau digunakan dalam keseharian juga bikin hafalan kamu cepat hilang. Banyak orang hafal banyak kosakata dalam satu hari, tapi gak pernah diulang lagi, terus ga dipake juga dalam keseharian mereka. Padahal otak manusia butuh diingetin berkali-kali sebelum informasi benar-benar tersimpan di memori jangka panjang mereka.

     Ada juga faktor kurang fokus, kurang motivasi atau ga dibawa enjoy proses belajarnya. Memang ga bisa dipungkiri, belajar bahasa asing itu ga singat dan butuh waktu. Apalagi dalam bahasa Jepang ada 3 jenis huruf, dimana salah satunya yaitu "kanji" jumlahnya sangat banyak. Jadi PRnya lebih banyak untuk belajar bahasa Jepang. Makanya kalau ga bisa fokus ke tujuan, apalagi ga bisa jaga motivasi belajarnya, ga jarang kalian bakal ngerasa kesulitan menghafal kosakata dan kanji. Jadi ga perlu terlalu dipikirin dan dibawa enjoy aja proses belajarnya biar bisa step by step menuju tujuan kalian.

    Terus gimana dong solusinya? Nah, kabar baiknya, semua itu bisa diatasi!

    Pertama, buat kamus personal dan pindahkan semua kosakata yang kalian udah kenal ke kamus personal kalian. Terdengar sepele tapi sebenernya ga sesimple itu loh. Bayangin hanya dengan memindahkan kosakata baru ke kamus personal, kalian udah lewatin beberapa proses yang akan membantu mengingat kosakata. Proses yang aku maksud setidaknya seperti membaca kosakata baru, memindahkan atau menulis ulang, dan membaca ulang apa yang kalian tulis. Selain itu kalau ada kamus personal, kalian punya record jalan belajar kalian, dan ini bisa membuat kalian ngerasa termotivasi kembali, dan merasa senang setelah liat jalan belajar kalian selama ini.

    Selain dimasukan ke kamus personal, kosakata baru tadi coba kalian gunakan di dalam latihan kalimat atau percakapan. Ini juga terdengar sepele tapi sebenernya efektif banget loh. Karena kalau kita ngafalin tapi ga kita pake, setidaknya kita cuman melihat kosakata tadi sebagai hafalan, dan ini fatal loh soalnya kalian jadi cuman hafal aja tapi ga jadi apa-apa. Makanya ketika tiba waktunya harus dipakai, kalian malah harus menggali memori otak kalian. Padahal kalau kalian terbiasa menggunakannya kosakatanya, kosakata tadi udah bagaikan sesuatu yang kita ga perlu mikir untuk mengunakannya. Sama halnya kita ngobrol tiap hari pake bahasa Indonesia.

    Jadi, tiap nemu kosakata baru, sekali-kali dipake ya minimal waktu latihan bikin kalimat. Contoh, waktu kamu baru belajar kosakata 食べます (tabemasu), coba bikin kalimat yg bakal kamu pakai di kehidupan sehari-hari kaya:

    Kazoku to asagohan wo tabemasu
    ()(ぞく)(あさ)(はん)()べます
    Makan sarapan bersama keluarga

    Kalimat yang udah kalian buat, jangan lupa di baca dengan lantang ya meskipun cuma ngomong sendiri. Dengan gitu, otak kamu bakal ngaitin kosakata yg baru kamu pelajari tadi dengan makna atau gambaran di kehidupan nyatanya, jadi hafalan baru tadi ga akan hanya sebatas hafalan aja.

    Berikutnya, coba belajar dengan cara yg menyenangkan. Sekali lagi ini terdengar sepele tapi banyak orang yang cepet belajar bahasa Jepangnya karena mereka menikmati prosesnya. Setidaknya mereka tidak ngerasa tertekan atau ngerasa belajar bahasa Jepang itu musingin aja dan ga ada asik-asiknya. Jadi mereka yang belajarnya suka sambil dengerin lagu-lagu Jepang, nontonin anime atau drama Jepang, bacain manga yang raw, sampe mainin game pake suara dan text Jepang itu orang-orang yang menikmati proses belajar mereka. Karena bisa belajar sambil menyenangkan diri sendiri dalam waktu yang bersamaan. 

    Selain itu, dengan memanfaatkan media-media yang tadi aku sebutin kalian akan terbiasa mendengarkan orang Jepang bicaranya seperti apa. Otomatis skill listening atau mendengar kalian akan terlatih. Setiap ngedengerin kosakata yang kalian tau, bisa sambil inget-inget artinya apa. Malahan kalian bisa nemu kosakata baru sambil seneng-seneng. Kemudian suatu saat ketika kalian udah makin bisa bahasa Jepang, kalian yang suka manfaatin media tadi akan jadi orang yang sadar atas proses belajar mereka. Semakin jago bahasa Jepangnya akan semakin engga butuh subtitle kan ya? 

    Jangan lupa paksa diri sendiri untuk menggunakan bahasa Jepangnya, contohnya ubah bahasa device kalian menjadi bahasa Jepang. Ya bayangin aja kalau HP kalian pake bahasa Jepang, mau ga mau kalian bakal cari tau kanji dan kosakata yang nampil di HPnya kan? Kalau dibiarin ga tau artinya kalian malah makin pusing make HP sendiri juga. Idealnya memang langsung tinggal longstay di Jepang ya. Tapi kan bisa jadi ga semuanya punya kesempatan yang sama. Makanya bisa dimulai paksa pake bahasa Jepang dari lingkungan sendiri dulu. 

    Jadi, kalau hafalan kosakata kalian sering hilang entah kemana, bukan berarti kamu gak cocok belajar bahasa Jepang. Mungkin cuma perlu ubah cara belajarnya aja. Ga perlu buru-buru pengen hafal banyak sekaligus, tapi kenali dan sesuaikan dengan pace diri sendiri. Bagaimana dengan pembahasan kali ini? Kalau kalian punya cara sendiri buat belajar kosakata coba sharing-sharing juga di kolom komentar ya. Siapa tau ada yang mau nyontek cara belajar kalian. Dan kalau ada sesuatu yang ingin kita bahas di konten berikutnya juga silahkan tulis di kolom komentar ya. Sampai jumpa di konten berikutnya, dan jangan lupa dipake terus bahasa Jepang yang udah dipelajari ya!

  • Belajar Bahasa Jepang

    Kenali Gaya Belajar Kalian Supaya Mudah Memahami Bahasa Jepang

    Siapa yang bilang teori cara belajar itu ga berguna? Aku selama ini belajar tanpa disadari menggunakan gaya atau pendekatan belajar. Ya dalam kasus aku sih, kebetulan aku langsung nemu cara belajar yang memang cocok sama aku. Jadi kosakata, pola kalimat, ataupun kanji yang aku pelajari bisa langsung nempel di otak. Tapi ternyata ga semua orang memahami pendekatan atau gaya belajar yang aku maksud tadi loh. Tau sih tapi kayanya ga sepaham itu jadi engga digunakan dalam proses belajarnya. So aku mau coba bahas 3 gaya belajar yang umum dan kita coba kaitkan dengan belajar bahasa Jepang. Semoga yang baca sampe beres bisa tau dan menggunakan cara belajar bahasa Jepang yang cocok buat kalian.

    Selama kalian sekolah pasti pernah diajarin tentang gaya belajar atau learning styles. Istilah gaya belajar bisa kalian temukan di dalam bidang psikologi dan pendidikan. Secara umum, ada 3 jenis utama yang paling sering dibahas. Iya ada 3 loh, jadi kalau seorang guru bilang semua orang pasti bisa mudah paham dengan cara belajar yang sama, sebenernya statement itu kurang tepat ya. Makanya jangan aneh kalau ada yang kurang bisa ngikutin pelajaran kalau belajar bahasa Jepangnya di sekolah, kampus atau mungkin di lembaga. Karena mereka cara belajarnya fokus dengan cara mereka sendiri atau ya punya silabus mereka sendiri ya.

    Di J-class pun aku ga bosen-bosen untuk menyebarkan cara belajar bahasa Jepang yang OTODIDAK. Karena OTODIDAK itu lebih fleksibel menyesuaikan gaya belajar yang cocok buat kalian. Kalian bisa coba-coba cara belajar orang, tapi kalau ga cocok bisa kalian ubah-uban dan disesuaikan biar lebih cocok buat kalian. Nah aku mau coba jelasin lebih detil tentang 3 jenis utama gaya belajar yang paling sering dibahas ya. Semoga jadi referensi buat kalian menyesuaikan cara belajar OTODIDAK kalian.

    Gaya Belajar Visual (Penglihatan)

    Kalian yang cocok dengan gaya belajar visual biasanya lebih mudah memahami dan mengingat informasi yang disajikan dalam bentuk visual. Contohnya kalian biasanya lebih mudah paham ketika liat informasi berupa grafik, diagram, peta konsep, simbol, video, presentasi slide, dan semacamnya. Malah temen aku yang pake gaya belajar visual catatan di buku dia penuh dengan highlight atau spidol warna-warni buat nandain mana yang penting.

    Nah kalian yang tipe belajar visual, sebenernya gampang banget buat belajar bahasa Jepang, terutama ketika belajar Kanji ya. Kalian bisa gunakan flashcard seperti kana card, dan kanji card buat belajar tulisan Jepang. Apalagi kalau kana card sama kanji cardnya ada ilustrasi yang membantu kalian menghafal bentuknya. Jangan remehkan juga subtitle di media yang kalian tonton loh. 

    Kalian nonton anime, drama, variety show, dan semacamnya jangan lupa tampilin subtitlenya, karena tipe visual akan mendengar bahasa Jepang yang diomongin sambil melihat subtitle berupa arti dari yang diucapin di videonya. Kalau perlu cari buku cerita dalam bahasa Jepang, atau artikel-artikel bahasa Jepang buat terbiasa melihat, dan membaca tulisan Jepang.

    Nah yang ga kalah penting adalah mengganti pengaturan bahasa di gadget kalian menjadi bahasa Jepang. Serius! Menurut aku yang ini paling penting. Karena kita akan dipaksa menggunakan, melihat, dan memahami tulisan yang ada di gadget kita. Jadi kita akan sangat cepat menyerap informasi bentuk kanji beserta maksud dari kanji-kanji di gadget kita. Kalau ketemu kanji yang ga paham, otomatis cari tau kan? Masa dibiarin ga tau, nanti malah makin pusing loh kalau ga tau kanjinya.

    Gaya Belajar Auditorial (Pendengaran)

    Gaya belajar auditorial mengandalkan indera pendengaran untuk menyerap informasi. Umumnya akan lebih mudah memahami informasi lewat diskusi, debat, ceramah, podcast, rekaman audio, membaca materi dengan suara lantang, mengulangi informasi yang baru didengar, dan semacamnya. Ini tipe-tipe kalian yang seringkali bisa mengingat lirik lagu atau dialog film dengan sangat baik.

    Waktu belajar bahasa Jepang kalian mungkin lebih mudah hafal kosakata-kosakata yang muncul di lagu-lagu Jepang, jadi banyak-banyak denger lagu Jepang ya supaya telinganya bisa terbiasa sekalian nambahin kosakata baru lewat lagunya. Jangan hanya dengerin, tapi sambil dinyanyikan atau minimal diucap ulang kosakatanya ya. Selain itu dengerin juga podcast bahasa Jepang ya. Sekarang di youtube juga udah cukup banyak kok, jadi harusnya sih udah ga susah nyarinya. Tinggal cari yang suka bahas hal yang kalian sukain. 

    Bukan hanya didengerin ya, tapi diulangin dengan suara lantang. Karena kalau diulangin kalian bisa membiasakan berbicara, sekaligus memastikan penglafalan kalian udah bener atau belum. Mau kan dikatain Nihongo ga jouzu desu ne (bahasa Jepangnya jago ya) sama orang Jepang? Nah tipe yang auditorial biasanya ingin punya teman bicara juga. Dulu suka sulit cari temen yang mau diajak bicara bahasa Jepang, sekarang kalau ga punya temen bisa pake AI buat ngobrol bahasa Jepang. Contohnya bisa pake Mazii AI guys. 

    Gaya Belajar Kinestetik (Pengalaman/Praktik)

    Orang dengan gaya kinestetik itu si paling praktek, soalnya mereka belajarnya paling efektif lewat pengalaman dan praktik langsung. Biasanya tipe orang yang bisa paham setelah nyobain dan ngerasain sendiri apa yang dia pelajari. Seperti melakukan eksperimen, bermain peran, pelajarannya langsung dipake di kehidupan, menggunakan model atau alat peraga, dan semacamnya.

    Biasanya kalian harus dipraktekkan baru bisa paham dan ingat, makanya waktu belajar kosakata baru kalian harus langsung dipakai buat latihan kalimat yang menggunakan kosakata tersebut. Ini berlaku juga buat kanji, jadi kalau ngetik atau nulis langsung dipake ya kanjinya. Kalau ngomongin belajar bahasa Jepang, sebenernya tipe belajar kinestetik itu cukup dipake terus-terusan juga bakal inget dan ga akan lupa. Tapi kebanyakan dari yang tipe ini, mereka gampang lupa ketika udah ga dipake dikesehariannya. 

    Idealnya, yang cocok pake gaya belajar kinestetik itu berada di lingkungan yang dipaksa untuk menggunakan ilmu yang udah dipelajarinya. Makanya kalian yang kinestetik kalau udah hidup longstay di Jepang perkembangan skill bahasa Jepangnya akan lebih meroket daripada yang bukan kinestetik. Tapi karena kebanyakan dari kalian mungkin saat ini belum tinggal di Jepang, jadi alternatifnya coba pakai terus bahasa Jepang dalam berbagai macam kegiatan kalian. 

    Selain bahasa di gadget kalian diubah ke bahasa Jepang, cobalah ubah hiburan kalian jadi sesuatu yang menggunakan bahasa Jepang. Contoh nontonin anime dan drama jangan yang dubbing tapi pake yang bahasa Jepang, bahkan main game pun ubah bahasanya ke bahasa Jepang. Paksain diri sendiri buat pake bahasa Jepangnya terus menerus biar kita terus make bahasa Jepang yang udah dipelajari. Sama dengan yang auditorial, kalian bisa manfaatin AI seperti Mazii AI untuk ngobrol bahasa Jepang kalau kebetulan ga ada temen yang bisa diajak ngobrol bahasa Jepang.

    Balik lagi ke statement awal aku, setiap orang memang punya gaya belajarnya masing-masing. Setau aku setiap orang punya gaya yang dominan setidaknya 1 atau 2 dari 3 gaya belajar yang tadi aku bahas. Jadi bukan berarti yang cocok visual ga akan cocok belajar cara auditorial ya. Tapi coba fokuskan gaya dominan kalian kemudian kombinasikan dengan yang gaya lainnya supaya proses belajarnya ga hanya jalan disatu bagian. 

    So, untuk kalian yang belum tau gaya belajar yang cocok, silahkan coba-coba ya mana yang kira-kira cocok buat kalian. Yang udah tau silahkan coba belajarnya disesuaikan dengan gaya yang cocoknya ya. Soalnya kenal sama gaya belajar ini bisa sangat membantu kalian dalam menentukan cara belajar yang paling efisien untuk diri sendiri. Gimana nih bahasan kali ini? Kali ini aku lebih sharing hal yang mungkin kebanyakan dari kalian udah tau, tapi bisa jadi ga sadar aja selama ini kalian menggunakan gaya belajar untuk mempelajari sesuatu. Nah aku coba ingetin lagi ya yang udah lupa. Kalau udah mulai inget gaya belajar kalian, coba tulis di kolom komentar dong gaya belajar kalian yang mana? Coba tuliskan juga cara kalian belajarnya ya siapa tau ada yang mau nyontek cara belajar kalian.

  • Belajar Bahasa Jepang

    Partikel の bukan hanya menggabungkan kata benda? nih macam-macam fungsinya !


     Partikel oh partikel, kita lanjutin belajar partikelnya yuk. Partikel dalam bahasa Jepang terbilang cukup banyak, dan beberapa partikel punya fungsi lebih dari satu. Setelah denger ini, kebanyakan orang pasti bakal ngerasa "berarti bahasa Jepang itu susah donk kak?!". Inget guys, sesuatu yang kita anggap susah itu pada dasarnya kita belum tau caranya aja. Ini berlaku juga sama partikel bahasa Jepang. Kalau udah tau caranya ya kalian juga bisa buat kalimat tanpa mikir panjang ya. 

    Oke kali ini aku mau coba bahas salah satu partikel yaitu partikel の (no). Partikel ini udah dipelajari dari bab 1 minna no nihongo, dan fun factnya ternyata partikel の (no) memiliki beberapa fungsi tergantung konteks kalimatnya ya. Nah seperti apa itu kita coba bahas satu persatu yuk.

    1. Kata Gabungan KB + KB 

    Ini adalah fungsi partikel の (no) yang paling dasar dan juga paling pertama dipelajari di buku Minna no Nihongo. Sayangnya masih banyak yang masih kurang paham nih maksud dari menggabungkan KB + KB itu sebenarnya gimana maksudnya? 

    Jadi berbeda dengan kalimat, dimana kalimat itu setidaknya terdiri dari "Subjek" dan "Predikat" atau setidaknya ada yang topik pembicaraan, dan ada penjelasan dari topiknya. Nah Kata Gabungan itu berbeda, di KBBI kata gabungan diartikan "penyusunan dua kata atau lebih yang membentuk makna baru". Dengan katal ain ada dua atau lebih bergabung jadi satu kata gabungan dan kata gabungan ini punya makna yang baru atau berbeda dari kata-kata pembentuknya. Ya biasanya maknanya masih nyambung atau berkaitan sama kata-kata pembentuknya sih.

    Nah kalau dalam bahasa Indonesia kata gabungan itu biasanya ga perlu partikel, seperti kata majemuk "rumah sakit", "meja makan", "tanda tangan", dll. Nah dalam bahasa Jepang itu biasanya ada cara sendiri dalam membuat kata gabungan. Nah partikel の (no) yang kita bahas ini biasanya digunakan untuk menggabungkan dua atau lebih kata benda menjadi satu kata gabungan. 

    Cara untuk membentuk kata gabungan KB + KB itu simple, seperti :

    1. Mau menggabungkan : KB1 + KB2  
    2. Kita balikkan urutannya dulu jadi : KB2 + KB1
    3. Setelah itu selipkan partikel の diantaranya : KB2の KB1

    Contoh : 

    1. Buku komputer → komputer buku → komputerのbuku → コンピューターの(ほん)
    2. Rumah temannya Manda → Manda temannya rumah → Mandaのtemannyaのrumah → マンダさんの(とも)(だち)(いえ)

    Sebenernya kita perlu tau juga ada kosakata dalam bahasa Jepangnya atau engga ada. Maksud aku gini loh, kan di Indonesia ada kata gabungan "rumah sakit" ya, nah dalam bahasa Jepang itu ada kosakata rumah sakit yaitu (びょう)(いん) (byouin). Jadi dalam bahasa Jepang udah bukan kata gabungan, tapi memang satu kosakata yang merdeka. Kalau ga tau di Jepang ada kosakata (びょう)(いん) (byouin) kita bisa jadi mengartikan rumah sakit jadi (びょう)()(いえ) (byouki no ie) kan ya, dan ini salah. Jadi perluas terus kosakatanya ya biar ga terjadi kesalahan seperti yang tadi. 

    Nah terus yang seperti apa aja sih yang biasanya jadi kata gabungan KB + KB? 

    Aku coba jabarin ya. Biasanya dipake di 5 kondisi dibawah, tapi bisa jadi ada juga kondisi lain yang mungkin ga ke mention sama aku. Kalau kalian nemu kondisi lain coba tulis di kolom komentar biar kita semua belajar bareng-bareng ya. 

    1.1 Menyatakan kepemilikan (AのB = B milih A)

    Ini fungsi yang paling dasar dan sering digunakan, dimana menunjukkan kepemilikan, di bahasa Indonesia mirip dengan "punya" atau mungkin "milik". Contohnya :

    - (わたし)(ほん) (watashi no hon) = Buku saya
    - (せん)(せい)(くるま) (sensei no kuruma) = Mobil guru

    1.2 Menjelaskan Hubungan atau Kategori (AのB = B tentang A)

    Kali ini menghubungkan dua kata benda untuk menjelaskan kategori, bahan, atau topik dari KB yang ke-duanya. Contohnya :

    - ()(ほん)()(ほん) (Nihongo no hon) = Buku tentang bahasa Jepang
    - ()椅子(いす) (ki no isu) = Kursi dari kayu

    1.3 Menyatakan Identitas (AのB = A yang adalah B)

    Digunakan saat A dan B merujuk pada hal yang sama (mirip dengan "yaitu" kalau di bahasa Indonesia). Contohnya :

    - (とも)(だち)()(なか)さん (Tomodachi no Tanaka-san) = Teman saya, Tanaka
    - (しゃ)(ちょう)(やま)()() (Shachō no Yamada-shi) = Direktur, Yamada

    1.4 Menggantikan Kata Benda yang Sudah Jelas

    Yang ini berdiri sendiri untuk menggantikan kata benda yang sudah diketahui lawan bicara. Jadi kalau udah tau kita lagi ngomongin benda A, ya kita ga perlu dikit-dikit sebutin lagi benda A. Contohnya :

    - その(あか)いのが()しい。 (Sono akai no ga hoshii.) = Saya mau yang merah itu.
    - (わたし)のはこれです。 (Watashi no wa kore desu.) = Punya saya yang ini.

    1.5 Subjek dalam Klausa Relatif (AのB = A yang melakukan B)

    Dalam kalimat kompleks, 「の」 bisa menggantikan partikel 「が」 untuk menunjukkan subjek dalam klausa penjelas / informasi tambahan dalam kalimat. Contohnya :

    - (はは)(つく)ったケーキ (Haha no tsukutta kēki) = Kue yang dibuat ibu
    - (わたし)()きな(えい)() (Watashi no sukina eiga) = Film yang saya suka

    Bandingkan dengan :

    - (はは)(つく)ったケーキ (Haha ga tsukutta kēki) → Makna sama, tapi lebih formal.


    2. Pola untuk Penekanan atau Penjelasan (~のです)

    Kalian mungkin sering liat ada の di sebelum です ya. Nah pola ~のです (~no desu) atau dalam percakapan sering terdengar ~んです (~n desu) ini berfungsi untuk menegaskan sesuatu atau menyampaikan alasan dengan jelas, terutama penegasan ketika ingin menjelaskan alasan di balik sesuatu. Secara arti sebenarnya ga berubah sama sekali, tapi kita nambahin penekanan atau menegaskan sesuatu di kalimat tersebut. Pola ini pun temasuk formal ya guys, jadi digunakan ke orang yang derajat lebih tinggi atau yang lebih tua juga aman, kalau mau lebih santai bisa pake yang ~んです. Contoh kalimatnya seperti :

    Kinou kara zutto zangyoushite, tsukareta no desu.
    きのうからずっと(ざん)(ぎょう)して、(つか)れたのです。
    Dari kemarin aku selalu lembur, aku cape loh.

    Kimi no koto nante shiranai n desu.
    (きみ)のことなんて()らないんです。
    Aku tidak tahu apa-apa tentang kamu.


    3. Kalimat dengan akhiran ~の (no) atau ~なの (nano)

    Sekarang masuk ke bahasa perempuan dengan nuansanya yang casual sehingga pola ini sering banget digunakan dalam keseharian. Bahkan kalau kalian nonton di anime atau drama mungkin udah ga asing denger tokohnya yang ngomong terus akhirannya ada の (no). Kalau tadi ada の di sebelum です, sekarang のnya ada di akhir kalimat. Balik lagi pola ini pun ga beda jauh dengan yang sebelumnya, tapi kali ini nambahin kesan berbeda dalam percakapan. Paling sering digunakan saat bertanya, tapi sebenernya secara garis besar nambahin の (no) di akhir kalimat akan nambahin makna-makna atau kesan meliputi: pertanyaan, emosi, simpati, konfirmasi, dan penegasan yang lemah. Contohnya :

    Saikin doko e itte ta no?
    (さい)(きん)どこへ()ってたの?
    Akhir-akhir ini pergi ke mana?

    Uso kinou no jugyou wa yasumi datta no?
    うそ?!昨日(きのう)(じゅ)(ぎょう)(やす)みだったの?
    Masa sih?! Kelas kemarin libur ya?


    Kita pun bisa nambahin partikel tambahan seperti ~ね untuk memperjelas sedang bersimpati, mengkonfirmasi atau meminta sesuatu. Bisa juga tambahkan ~よ untuk memperjelas sedang memberi tau hal yang ga diketahui lawan atau ketika menyuruh orang lain.

    Kono kuma no nuigurumi ga ii no ne?
    この(くま)のぬいぐるみがいいのね?
    Boneka beruang ini aja kan ya?

    Hayaku ikanai to ma ni awanai no yo
    (はや)()かないと()()わないのよ。
    Kalau ga cepat cepat nanti ga akan keburu loh.


    Gimana pembahasan partikel kali ini? Partikel の (no) ibarat "lem" yang menyambungkan kata-kata dalam bahasa Jepang. Semakin sering berlatih, semakin alami penggunaannya! So jangan lupa terus latihan ya biar terbiasa kapan pake の atau ga perlu pake のnya. Banyak denger native menggunakan partikel の di anime/drama juga bisa, nanti tinggal ditirukan aja biar makin terbiasa makenya. Kalau ada tambahan yang mungkin belum ke mention mengenai partikel の boleh bantu tulis di komentar ya guys. Atau kalau ada yang ingin dibahas lagi coba tulis dikomentar juga, siapa tau kita bakal bahas kedepannya.

  • Belajar Bahasa Jepang

    Kenalan sama OBJEK dalam kalimat bahasa Jepang

    Hello minna-san! Gimana proses belajar bahasa Jepangnya? Udah pada mulai bisa bikin kalimat kan ya? Sebelumnya aku buat artikel yang membahas predikat dan partikel-partikelnya. So, pasti udah pada bisa bikin kalimat S-P kan ya? Kali ini aku mau coba bahas lanjutannya yaitu tentang OBJEK dan 2 partikelnya. Karena ada 2 jadi ga dikit ya diantara kalian yang mungkin kebingungan untuk bedain penggunaan partikel yang nandain OBJEK ini. Jadi coba baca sampai beres biar paham cara memisahkannya ya.

    Buat yang masih kurang paham tentan objek, biar ga pusing nyari objek kalimatnya apa aku coba mulai dengan bahasan yang paling basic dulu yaitu "apa sih OBJEK di dalam kalimat itu?" Jangan salah paham sama OBJEK = kata benda ya. Ga salah sih, soalnya objek dalam bahasa inggris itu memang bisa juga diartikan kata benda. Tapi itu merujuk pada objek 'bentuk kata', kali ini kita bahas objek 'kedudukan dalam kalimat'. Dimana OBJEK dalam kalimat bisa kita definisikan pihak, benda, atau hal yang menjelaskan detail dari predikatnya, atau ada yang mengartikan korban dari predikatnya, tapi menurut aku sih kurang tepat definisi ini ya. Balik lagi, predikat itu ga selalu kata kerja kegiatan, tapi bisa juga kata kerja yang menjelasikan kondisi atau status. Biar lebih kebayang coba liat contoh berikut :

    Contoh kalimat dan objek dalam kalimatnya

    1. Aku makan sushi pakai sumpit
    "sushi" adalah objeknya karena dia benda yang dikenai tindakan / penejelas dari predikat "makan"
    Jadi mendetailkan predikat kegiatan "makan"

    2. Aku mengerti bahasa Jepang tahun lalu
    "bahasa Jepang" adalah objeknya karena dia benda/hal yang dikenai tindakan / penjelas dari predikat "mengerti"
    Jadi mendetailkan predikat kondisi "mengerti"

    Sekarang kita coba masuk ke perbedaan objek dalam bahasa Indonesia dan bahasa Jepang ya. Ga ada perbedaan yang signifikan kalau kita bandingkan dari kedua bahasa ini ya. Perbedaan pertama sih sama dengan bentuk yang lain yaitu punya partikel yang menandainya di sebuah kalimat, dan ada 2 partikel yang nandain objek ya. Untuk yang partikel kita bahas nanti, pertama kita bahas perbedaan keduanya yaitu perbedaan posisinya dalam kalimat. Masih inget kan? Pola kalimat dalam bahasa Indonesia itu S-P-O-K sedangkan dalam bahasa Jepang itu S-K-O-P. Sehingga urutan posisinya akan berbeda. Kita coba pake kalimat yang tadi yuk.

    Pola kalimat Bahasa Indonesia → Bahasa Jepang

    1. Aku (S) makan (P) sushi (O) pakai sumpit (K) → Aku (S) pakai sumpit (K) sushi (O) makan (P)

    2. Aku (S) mengerti (P) bahasa Jepang (O) tahun lalu (K) → Aku (S) tahun lalu (K) bahasa Jepang (O) mengerti (P) 

    Seperti yang kalian lihat, posisi OBJEK memang masih ada di posisi ke tiga dalam kalimatnya, tapi kalau di bahasa Indonesia objek selalu ada di setelah predikat, dalam bahasa Jepang itu ada di sebelum predikat. Jadi yang belum terbiasa menerjemahkan secara langsung, sebelum diterjemahkan ke bahasa Jepang bisa kalian coba ubah urutan kalimatnya seperti di atas. Biar nanti kalian lebih mudah nerjemahinnya.

    Next baru kita pahami partikel yang tepat untuk nandain OBJEKnya. Seperti yang tadi udah aku sebutin, partikel objek itu ada 2, dan untuk menentukan partikel yang tepat cukup perhatikan predikat kalimatnya. Lebih tepatnya yang nentuin partikel objek yang mana yang kita harus gunakan adalah bentuk kata yang membentuk predikatnya. Karena predikat kan bisa aja terdiri dari kata benda, kata sifat, dan juga kata kerja. Nah biasanya sih ga akan ada objek kalau predikatnya kata benda. Jadi bisa kita skip untuk predikat yang kata benda. Tapi kalau predikatnya dari kata sifat atau kata kerja bisa aja ada objeknya. So aku coba rangkum seperti ini ya guys.



    Seperti yang kalian lihat di tabel diatas, partikel yang menandakan objek ada 2, yaitu を (o) dan が (ga). Meskipun ada 2, sebenernya punya logikanya yang sangat jelas untuk membedakan penggunaannya. Objek akan wajib menggunakan partikel を ketika predikatnya terdiri dari kata kerja bergerak dinamis / atau kata kerja yang ada gerakannya. Biasanya sih yang nunjukkin sebuah kegiatan atau aktifitas seseorang, seperti: makan, minum, tidur, membeli, belajar, menulis, dll. Kalau predikatnya kata kerja yang tadi aku sebutin, objeknya akan pakai menggunakan partikel を (o). Contoh dari kalimat pertama yang tadi kita buat, kali ini kita tambahin partikelnya terus kita ubah ke bahasa Jepang ya, seperti berikut :

    Aku (S)は pakai sumpit (K)で sushi (O)を makan (P)ます

        ↓

    (わたし)は (はし)で 寿()() たべます
    Watashi wa hashi de sushi o tabemasu

    Beda lagi kalau predikatnya berupa kata kerja yang nunjukin kondisi atau status seperti: mengerti, bisa, ada, tinggal (domisili), selesai, terdengar, terlihat, dll. Begitu pula kalau predikatnya kata sifat ya. Jadi kalau predikatnya kata kerja statis atau kata sifat, objek di kalimatnya harus menggunakan partikel が (ga). Seperti kalimat kedua yang tadi kita buat akan jadi seperti berikut :

    Aku (S)は tahun lalu (K) bahasa Jepang (O)が mengerti (P) 

        ↓

    (わたし)は (きょ)(ねん) ()(ほん)() わかりました
    Watashi wa kyonen nihongo ga wakarimashita

    Coba juga check kalimat dengan predikat kata sifat berikut :

    Aku suka makanan Jepang

        ↓

    (わたし)は ()(ほん)の (りょう)() ()きです
    Watashi wa nihon no ryouri ga suki desu

    Gimana? Udah mulai paham kapan pake partikel を (o) dan kapan pake partikel が (ga)? Biar makin mantep aku coba buatkan beberapa contoh lainnya ya. 

    Dia udah belajar bahasa Inggris di sekolahnya

        ↓

    (かれ)は (がっ)(こう)で (えい)() (べん)(きょう)しました
    Kare wa gakkou de eigo o benkyou shimasita

    Ibuku udah mendaki gunung bulan lalu

        ↓

    (はは)は (せん)(げつ) (やま) (のぼ)りました
    Haha wa sengetsu yama o noborimashita

    Di ruang kelas A tidak ada Yamada loh

        ↓

    A(きょう)(しつ)に (やま)()さんが いませんよ
    A kyoushitsu ni Yamada-san ga imasen yo

    Di halaman rumah terdengar suara burung

        ↓

    (にわ)に (とり)の ()(ごえ) ()こえました
    Niwa ni tori no nakigoe ga kikoemashita

    Eventnya udah selesai 1 jam yang lalu 

        ↓

    1()(かん)(まえ)に イベントが ()わりました
    Ichijikan mae ni ibento ga owarimashita

    Sangat disayangkan ya, harga tas ini mahal

        ↓

    (ざん)(ねん)ですね、この (かばん)の ()(だん) (たか)いです
    Zannen desu ne, kono kaban no nedan ga takai desu

    Kita coba buat kesimpulan untuk partikel objek yuk 

    1. Partikel objek menggunakan を (o) ketika predikatnya kata kerja bergerak dinamis (ada gerakan/berupa kegiatan)

    2. Partikel objek menggunakan が (ga) ketika predikatnya kata kerja statis (kondisi/status) dan kata sifat 

    Gimana guys udah kebayang kan penggunaan partikel objeknya? Sekarang belajarnya bahasa Jepangnya udah maju 1 step lagi. Tapi sayang ya kalau belajarnya stop disini. Yang belajar bahasa Jepangnya sambil sekolah atau kerja bisa pelan-pelan yuk, coba terus dicicil kita pindahin kosakatanya ke kamus personal kalian tiap hari. Kemudian sisipkan seminggu 1 atau 2 kali waktu belajar yang lebih untuk belajar pola kalimatnya. Kali ini kita bahas partikel objek, next mending kita bahas apa dulu nih? Kalau punya ide atau request silahkan tulis dikomentar beserta pendapat kalian mengenai bahasan kali ini ya. 

  • Belajar Bahasa Jepang

    です itu Partikel Predikat ? Gini nih Penjelasan Macam-macam Partikel PREDIKAT dan Cara Buat Kalimatnya

    Gimana nih belajar bahasa Jepangnya guys? Udah sampai mana? Maaf baru sempet bahas materi bahasa Jepang lagi. Kali ini aku mau coba bahas lanjutan materi bahasa Jepang yang waktu itu sempet aku mention ya. Kali ini aku mau fokus ngebahas partikel yang menandakan predikat guys. Kalau kita jabarkan sebenernya partikel predikat itu ada banyak guys, dan terkadang memusingkan kalau kita ga paham sama logikanya. So yang masih pada pusing sama misahin partikel predikat atau yang mau mastiin logika kalian udah bener atau belum coba check sampai beres ya.

    Berbeda dengan subjek yang udah pasti pakai partikel は atau が, biasanya partikel predikat itu bisa berubah-ubah tergantung bentuk d si kalimatnya. Partikel yang paling dikenal untuk menandakan predikat itu adalah です. Di antara partikel predikat です itu partikel yang paling pertama dipelajari di buku manapun. Tapi sayangnya です hanya bisa dipakai dalam kondisi tertentu aja guys. Contoh ketika kalimatnya menjadi lampau, dia akan berubah menjadi でした. Kalau predikatnya kata kerja partikelnya akan jadi ます, dll. Nah apa yang aku ingin kalian ketahui terlebih dahulu adalah partikel dari predikat itu tidak hanya ada satu, dan setiap partikel predikat itu ditentukan oleh bentuk kata yang menjadi predikat kalimatnya, detailnya nanti kita bahas ya. 

    Sebelum kesana, kita perlu pahami perbedaan predikat dalam bahasa Indonesia dan bahasa Jepang, dimana bahasa Indonesia mungkin ga ada partikel dan biasanya tidak terlalu memperhatikan kalimatnya lampau, negatif atau positif. Jadi kalau bahasa Indonesia tinggal nambahin kata yang merujuk dia lampau, maka akan jadi kalimat lampau kaya nambahin kata keterangan seperti "dulu", "kemarin", "sudah", "telah", dan sebagainya. Kalau mau buat kalimat negatif ya tinggal namahin kosakata yang nunjukkin penyangkalan seperti "bukan", "tidak", "ga akan", dan lainnya.

    Nah dalam bahasa Jepang itu mirip sama bahasa Inggris, dimana kalimat positif, negatif, lampau, bahkan negatif lampau itu partikel dari predikatnya akan berbeda. Dengan kata lain, partikel predikat akan menentukan kalimat tersebut menjadi kalimat apa. Belum lagi, bentuk kata yang jadi predikatnya akan menentukan partikelnya juga. Jadi predikatnya berupa kata benda, kata kerja, ataupun kata sifat, akan mengubah partikel si predikatnya. Sampe sini terdengar memusingkan? Coba kita buat kesimpulan dari apa aja yang tadi aku jelasin ya.


    1. Partikel kalimat itu ada lebih dari 1.

    2. Setiap partikel predikat dalam bahasa Jepang akan jadi petunjuk bentuk kalimatnya (kalimat positif, negatif, lampau, atau negatif lampau).

    3. Bentuk kata yang menjadi predikat pun akan menentukan bentuk dari partikel predikat.

    4. Nanti di next level, nuansa kalimat dan juga pola kalimat khusus pun akan mengubah partikel predikat.

    Karena point ke 4 ini materi next level jadi kita skip dulu ya. Kali ini kita fokus di bagian pemula dulu aja. Karena point 1 sampai 3 itu ilmu basic dan pondasi dari partikel predikat, bahkan sampai N1 logika ini akan terus dipakai. Jadi kalau bagian ini udah paham, next ketika belajar yang perubahan lanjutannya kalian ga akan pusing. Mari kita coba masuk ke pembahasan basic partikel predikat. Aku coba bahas dengan cara step by step ketika membuat kalimat ya

    Step pertama: Pahami kalimat yang akan kalian buat

    Jelas banget ya, kalian harus ngerti dengan apa yang mau kalian sampaikan. Kita ambil contoh 4 kalimat berikut :

    1. Ini buku punya aku.

    2. Perempuan itu cantik

    3. Kue ini manis.

    4. Aku akan pergi ke Jepang. 

    Step kedua: Ubah urutan kalimatnya berdasarkan pola kalimat bahasa Jepang

    Caranya sama seperti yang aku sebutin di artikel sebelumnya yang nyeritain cara nyusun kalimat. Kita ubah urutannya jadi S K O P ya. Kalau udah tau partikelnya silahkan dimasukkan aja, jadi step berikutnya akan seperti berikut :

    1. Ini buku punya aku. → Iniは akuの buku.
                                                    S                P

    2. Perempuan itu cantik. → ituの perempuanは cantik.
                                                                     S                       P

    3. Kue ini manis. → iniの Kueは manis.
                                                S                   P

    4. Aku akan pergi ke Jepang. → Akuは Jepangへ akan pergi.
                                                              S            K                   P

    Di sini aku udah bantuin gabungkan kata gabungannya juga ya. Masih inget kan menggabungkan 2 kata benda dengan cara balikkan urutan kata bendanya terus selipkan partikel の. Yang lupa sama caranya dan ingin coba review materinya lagi silahkan check artikel ini. Partikel dari predikatnya masih aku kosongkan ya, kita coba bahas di step berikutnya.

    Step ketiga: Pasang partikel predikat sesuai dengan bentuk kalimatnya

    Dalam menentukan partikel predikat khususnya kita harus tau kalimat yang kalian sampaikan itu kalimat positif (menyampaikan), negatif (menyangkal), lampau (udah berlalu/selesai), atau negatif lampau (menyangkal yang udah berlalu/selesai). Aku udah coba buat tabel rangkumannya partikel predikat ya, so coba check rangkuman berikut. 


    Dari tabel diatas kita bisa liat partikel apa yang kita gunakan di kalimat positif, negatif, dan lainnya. Jadi kalau udah tau predikatnya terdiri dari bentuk kata apa kita bisa tau partikel yang digunakannya itu yang mana. Sambil aku buatkan contoh sambil kita terjemahkan ya.

    1. Iniは akuの bukuです → これは (わたし)の (ほん)です
                                                  (kore wa watashi no hon desu)
                                                            *pakai です karena predikatnya kata benda

    2. ituの perempuanは cantikです → あの (おんな)は ()(れい)です
                                                                     (ano onna wa kirei desu)
                                                                                   *pakai です karena predikatnya kata sifat な  

    3. iniの Kueは manisです → この ケーキは (あま)いです
                                                          (kono keeki wa amai desu)
                                                         *pakai です karena predikatnya kata sifat い  

    4. Akuは Jepangへ akan pergiます → (わたし)は ()(ほん)へ ()きます
                                                                       (watashi wa nihon e ikimasu)
                                                                      *pakai ます karena predikatnya kata sifat kerja  

    Nah tadi aku buatkan contoh kalau semuanya kalimat positif, kalau mau jadi bentuk kalimat yang lain, kita tinggal ubah partikel predikatnya. Kita coba liat contoh berikut ya.

    Kalimat positif menjadi negatif :

    これは (わたし)の (ほん)です (kore wa watashi no hon desu) 

      ↓↓ Predikatnya Kata Benda ↓↓

    これは わたしの ほんではありません (kore wa watashi no hon dewa arimasen)
    Ini bukan buku saya


    この ケーキは (あま)です (kono keeki wa amai desu)

      ↓↓ Predikatnya Kata Sifatい ↓↓

    この ケーキは (あま)くないです (kono keeki wa amakunai desu)
    Kue ini tidak manis


    Kalimat positif menjadi lampau :

    あの (おんな)は ()(れい)です (ano onna wa kirei desu)

     ↓↓ Predikatnya Kata Sifat な ↓↓

    あの (おんな)は ()(れい)でした (ano onna wa kirei deshita)
    Perempuan itu dulunya/sebelumnya cantik


    (わたし)は ()(ほん)へ ()ます (watashi wa nihon e ikimasu)

     ↓↓ Predikatnya Kata Kerja ↓↓

    (わたし)は ()(ほん)へ ()ました (watashi wa nihon e ikimashita)
    Aku udah pergi ke Jepang


    Kalimat positif menjadi negatif lampau :

    この ケーキは (あま)いです (kono keeki wa amai desu)

      ↓↓ Preedikatnya Kata Sifatい ↓↓

    この ケーキは (あま)くなかったです (kono keeki wa amakunakatta desu)
    Kue ini sebelumnya tidak manis


    (わたし)は ()(ほん)へ ()ます (watashi wa nihon e ikimasu)

     ↓↓ Predikatnya Kata Kerja ↓↓

    (わたし)は ()(ほん)へ ()ませんでした (watashi wa nihon e ikimasendeshita)
    Aku sebelumnya tidak pergi ke Jepang


    Kalian bisa tambahin kata keterangan yang menjelaskan kalimat lampau, negatif atau negatif lampau yang lebih spesifik seperti "belum", untuk kalimat negatif, "kemarin, minggu lalu, tadi pagi" untuk kalimat lampau atau negatif lampau. Sekalipun engga sebenernya partikel predikat ini udah bisa menjelaskan, tapi kurang penegasan atau kurang jelas jadi lebih baik ditambahkan keterangan ya biar ga salah paham. Contohnya :


     (わたし)は ()(ほん)へ ()きました (watashi wa nihon e ikimashita)

      ↓ ↓

    (わたし)は (せん)(しゅう) ()(ほん)へ ()きました (watashi wa senshuu nihon e ikimashita)
    Saya minggu lalu tidak pergi ke Jepang


    Kalau kita ditambahin keterangan waktu jadi makin jelas kan engga pergi ke Jepangnya itu kapan. Jadi orang yang dengernya juga ga akan bingung lagi. Tapi ya intinya disesuaikan aja sama konteks dan kondisi percakapan ya. Kalau dari awal percakapan memang lagi ngomongin minggu lalu, bisa jadi kalian ga perlu nambahin keterangan waktu disini, karena lawan bicara udah tau kita lagi ngomongin minggu lalu. Gimana aja kaya kita ngobrol sama sesama orang Indonesia.

    Nah yang tadi aku jelasin itu dasar dari partikel predikat ya. So sebenernya partikel dari predikat itu ada lanjutannya. Seperti perubahan ke bentuk kasual, perubahan bentuk kata kerja atau konjugasi kata kerja, sampai penggunaan pola kalimat tertentu. Tapi balik lagi, kalau kita udah paham dasarnya ketika kita mempelajari lanjutannya itu ga akan pusing kok. Jadi coba belajarnya step by step ya. Kalau belajarnya mau aku bantu lebih serius di kita ada kok program yang bisa bantuin kalian. Yang mau belajarnya lebih santai bisa belajar di program N5 3 bulan, dan kalian yang mau belajar langsung ke N4 secara efektif, bisa coba Akselerasi N4 15 hari ya.

    Gimana nih materi kali ini guys? Sekedar mengingatkan, kosakatanya jangan lupa ditambah terus ya hhe. Tiap hari terus ditambah, kemudian dipindahin juga ke kamus personal kalian ya. Pembahasan kali ini fokus di dasar partikel predikat. Bagian yang lanjutannya mungkin aku buatkan nanti terpisah, baik itu perubahan ke bentuk kasual, ataupun masing masing bentuk perubahan kata kerja ya. Apakah dari kalian ada pembahasan yang menarik untuk kita bahas? Dan juga apakah bahasan kali ini menarik dan membantu kalian? Silahkan kalian tulis di kolom komentar ya. Aku mau denger pendapat kalian.

  • Kerja di Jepang

    Demo karena warga asing! Apakah Jepang akan jadi negara tertutup kembali?

    Mungkin ga asing dengan berita-berita di Jepang mengenai demonstrasi jumlah warga asing. Aku sampe denger ada banyak yang resah dengan kondisi saat ini. "Aku belum sempet ke Jepang kak, apakah Jepang bakal nutupin pintu buat warga asing lagi?", "Apakah kedepannya Jepang akan menjadi negara tertutup kembali?", dan keresahan lainnya. Ya intinya banyak yang khawatir akan gagal berangat ke Jepang gara-gara kasus ini ya. Jadi aku mau coba jelasin menurut aku Jepang akan seperti apa sih, dan kalau dari kalian ada pendapat lain silahkan coba ceritakan di komentar ya.

    Emangnya apa yang terjadi di Jepang sampai ada demonstrasi?

    Pertama kita coba bahas sekilas tentang demo di Jepang yang terjadi di akhir-akhir ini setidaknya sejak Juli 2025. Singkat kata demo ini didasari oleh keresahan warga Jepang mengenai peningkatan pekerja asing di Jepang. Ini hasil dari pelebaran pintu masuk untuk pekerja asing yang ingin kerja di Jepang. Kebijakan ini sangat penting supaya ekonomi Jepang bisa terus bisa berputar, tapi peningkatan jumlah pekerja asing pada akhirnya menimbulkan beberapa keresahan di masyarakat Jepang. Dimana mereka khawatir kebijakan ini di masa depan akan mempersulit warga Jepang mendapat pekerjaan karena perusahaan banyak yang nyari dari luar Jepang. 

    Belum lagi, muncul juga masalah yang sudah mulai keliatan yaitu perubahan sosial dan budaya di Jepang. Budaya Jepang yang udah kita kenal mungkin secara perlahan akan berubah karena banyaknya warga asing masuk kedalam kehidupan sehari-hari di Jepang. Contoh masalah sosial dan budaya yang dikhawatirkan oleh warga Jepang yaitu mengenai kepercayaan terhadap sesama warga. Ini terlihat dari jumlah tindak kriminal di Jepang yang dilakukan oleh warga asing. Sehingga warga Jepang banyak yang khawatir kedepannya makin banyak orang-orang yang ga ikut aturan dan budaya di Jepang. 

    Belum lagi ada dorongan dari politik sayap kanan seperti Sanseito yang memanfaatkan kekhawatiran ini dengan mengusung "anti-imigran" dan "Japanese First", sehingga warga yang udah merasakan keresahan ini ingin mengeluarkan suara mereka. Akhir-akhir ini kalau liat SNS di Jepang, isu imigrasi udah jadi salah satu topik utama yang paling banyak diperdebatkan. Jadi kalau diliat secara skala demonya, sebenarnya terbilang kecil kalau dibanding demo di negara lain, tapi sepertinya pengaruhnya di sosial media dan pemerintahan Jepang itu cukup besar. 

    Kemudian datang berita yang mindblowing yaitu "Jepang akan melakukan pertukaran tenaga kerja dengan India sebesar 500,000 orang dalam 5 tahun kedepan". Ini jadi triger yang membuat warga Jepang semakin khawatir bahwa negara mereka akan berubah ke arah yang tidak diharapkan.

    Nah terus apa pengaruhnya? Apa kita udah ga bisa kerja di Jepang?

    Kalau udah baca dari awal, pasti udah tau jawabannya. "Jepang tetap butuh tenaga kerja ASING, dan tidak akan jadi negara tertutup". Kenyataan ini ga mengubah apapun guys. Sebab cara menyelesaikannya krisis tenaga kerja di Jepang itu mau ga mau tetap menarik tenaga kerja dari luar. Kesepakatan dengan India yang tadi aku sebutin pun ga ada tanda-tanda bakal ditarik oleh pemerintah Jepang. Di sisi lain banyak warga negara lain yang iri dengan kesepakatan ini, seperti netizen Indonesia banyak yang heran "kenapa India bukan Indonesia". Iya aku ngerti sih perasaan kalian. 

    Nah ngeliat masalah krisis tenaga kerja ini sekalipun orang Jepang mendadak pada kompak nikah, kawin dan angka kelahiran di Jepang mendadak naik. Hal tersebut mungkin bisa jadi solusi di masa depan, tapi gak akan menyelesaikan krisis tenaga kerja saat ini. Belum lagi kalau kita liat data kenapa orang Jepang tidak mau nikah dan punya anak, sebenernya kemungkinan mereka mau kompak nikah dan kawin terbilang sangat kecil. Kalau penasaran detailnya silahkan check datanya di halaman ini. So, kenyataan bahwa Jepang membutuhkan tenaga kerja dari luar belum berubah sama sekali.

    Untuk bisa terus memutar ekonomi, saat ini Jepang masih sangat bergantung sama tenaga kerja asing. Namun kalau ditanya efeknya seperti apa, aku yakin akan ada perubahan. Untuk Indonesia dan negara lainnya apakah efeknya sebatas membatasi jumlah pekerja asing, atau mungkin sebatas memperketat seleksi orang asing yang kerja di Jepang. Untuk yang udah di Jepang, mungkin kalian akan kena diskriminasi, tapi kita berharap ga akan ya. Jadi coba jaga sikap kalian dan jangan macem-macem dulu deh selama di sana. Aku sih sering liat netizen udah pada mendiskriminasi warga berkulit hitam yang lagi sekolah di Jepang, dan semoga gak akan terjadi terhadap WNI.

    Tapi kalian sebagai warga Indonesia yang ingin atau bahkan bercita-cita kerja di Jepang harusnya ga perlu terlalu khawatir. Yang perlu dilakukan ga berubah. Kalian belajar dulu bahasa Jepangnya, kejar pekerjaan dengan visa yang sesuai dengan target kalian. Contoh tokutei ginou atau specified skill worker ga keliatan ada tanda-tanda bakal dihilangkan, jadi tokutei ginou untuk kerja di Jepang itu masih sangat bisa ya. Jadi yang mau ngejar N4 secara efektif biar bisa ke Jepang lewat tokutei ginou, bisa aku bantuin ya. Kalau penasaran gimana belajar N4nya bisa check halaman ini

    Jangan hanya belajar bahasanya aja, tapi sekalian kalian pelajari juga budaya mereka. Suatu saat ketika kalian udah berangkat ke Jepang, aku nitip nama baik warga negara Indonesia di tangan kalian. Minimal jangan sampai malu-maluin nama baik Indonesia. Biar setidaknya penerus-penerus kita tidak akan dipersulit kedepannya ya. Aku tau ga semua mentor di Indonesia bener-bener mengerti dan bisa ngejelasin budaya Jepang. Ya intinya jangan berhenti belajar dan ngerasa puas dengan ilmu dan skill yang udah kalian punya sekarang. Belajar yang aku maksud bukan hanya soal ilmu dan skill aja, tapi belajar untuk rasa empati dan peduli satu sama lain juga ya.

    Tapi balik lagi, sekarang zaman udah mulai berjalan ke arah yang tidak stabil ya. Ini ga hanya di Indonesia, tapi di dunia termasuk Jepang juga. Kita ga tau kedepannya akan jadi seperti apa. Jadi, kita coba doain bareng-bareng ga akan terjadi hal yang aneh-aneh ya. Biar impian kalian buat kerja di Jepang bisa tercapai semua. Tapi menurut kalian gimana nih? Apakah memang Jepang akan jadi negara tertutup? Atau mungkin kalian punya prediksi yang lain? Coba tulis di kolom komentar ya. Aku mau denger pendapat kalian.

  • Others

    Kalian PERLU Tau Hal Penting Dari Pertemanan Orang Jepang

    Kalian mungkin udah ga asing dengan cerita gini. "Orang Jepang mah ga peduli sama orang sekitarnya kak", "Orang Jepang suka bertopeng 2 kak, waktu ngobrol sering keliatan asik, padahal dia ga ngerasa asik", dan semacamnya. Pasti diantara kalian ada yang udah pernah denger atau bahkan ngerasain apa yang tadi aku mention. Secara garis besar memang cara deket dengan orang Jepang itu beda dengan kalau kalian ingin deket dengan orang Indonesia. So aku mau coba bahas dikit mengenai pengalamanku berteman dengan orang Jepang. 

    DISCLAIMER: Cerita aku ini berbasis pengalaman aku jadi pengalaman kalian bisa jadi akan berbeda ya. Jadi coba pelajari dan ambil bagian pentingnya dan sesuaikan dengan kondisi kalian.

    Pertemanan orang Jepang memang agak unik kalau dibandingkan sama pertemanan di Indonesia ataupun negara-negara lainnya. Semua gara-gara budaya orang Jepang yang membuat mereka cenderung menggunakan komunikasi tidak langsung kepada orang lain. Selain itu dari yang aku rasain, sepertinya ekspektasi pertemanan orang Jepang pun sedikit berbeda sama orang Indonesia. Makanya ga dikit orang Indonesia yang ga tau hal penting ini, sehingga mereka agak kesulitan untuk mendapatkan teman di Jepang. 

    Jangan sampe dah jauh-jauh ke Jepang ujung-ujungnya bertemannya sama orang Indonesia lagi. Mumpung lagi di Jepang kenapa ga berteman sama orang lokalnya?

    Untuk mempermudah berteman sama orang Jepang aku saranin kenal dulu sama budaya mereka. Pertama seperti yang aku sebutin tadi, mereka cenderung pake cara komunikasi tidak langsung. Baik lewat isyarat, atau bahasa tubuh, atau juga kata-kata yang mereka gunakan itu tidak langsung nunjukin isi hati mereka. Pada dasarnya mereka jarang mengatakan "tidak" atau menolak secara blak-blakan, kaya kalau di ajak jalan-jalan mungkin mereka akan merespon seakan-akan mereka terkesan tertarik dan ingin ikut. Tapi apakah isi hatinya beneran ingin ikut? Belum tentu ya.

    Pada dasarnya mereka cuman ga suka konfrontasi atau pertentangan secara langsung. Bayangin kalau di Indonesia, temen kalian ngajak main terus kalian nolak ajakannya. Kayanya kebanyakan orang Indonesia malah marah, atau minimal ngejek "ga asik lu" dan semacamnya ya. Biar ga kaya gitu, makanya orang Jepang selalu menjawab dengan jawaban yang kira-kira aman supaya engga diejek "ga asik", tapi ga ngasih kesan dia mau jaga jarak atau menjauh dari kamu. Ini cara mereka supaya hubungan pertemanan tetap harmonis. Yang barusan aku jelasin di Jepang biasanya disebut "Hon-ne" dan "Tatemae".

    Nah mungkin kalian udah ga asing sama kosakata Hon-ne dan Tatemae ya? Singkat kata Hon-ne itu "perasaan atau niat yang sebenernya", sedangkan Tatemae itu "perilaku atau pendapat yang dikeluarkan atau ditampilkan ke orang lain atau umum". Nah udah jadi budaya di Jepang bahwa kita harus menutup Hon-ne kita dan gunakan Tatemae untuk menjaga keharmonisan sosial. Kenapa, karena mereka ngerasa ga semua hal perlu diceritakan. Ada banyak hal yang sebaiknya tak diucap untuk menjaga hubungan sosial. Jadi sebenernya budaya ini punya tujuan yang bagus loh, tapi bagi orang Indonesia yang lebih banyak blak-blakannya saat bicara sama temen ya bisa jadi ga cocok ya sama budaya ini. 

    Berarti kita harus peka-pekaan dong kak ketika berteman atau PDKT sama orang Jepang? Jawabannya IYA. Tapi tenang ya, dengan seiring berjalannya pertemanan sama orang Jepang kalian akan otomatis tau pattern atau pola pikir orang Jepang. Jadi perlahan kalian akan bisa bedain mana Hon-ne dan mana Tatemae. Pelajari juga kuuki o yomu atau "baca suasana". Orang Jepang ga suka suasana lagi asik-asiknya terus di ancurin sama seseorang. Contoh waktu lagi pesta sama temen-teman tiba-tiba kalian ngomong "eh besok ada PR kan ya?", terus satu ruangan yang lagi pesta tiba-tiba keinget belum ngerjain PR.

    Perlu diketahui, ekspektasi pertemanan di Jepang itu ga selalu penuh dengan interaksi. Kalau di Indonesia biasanya temen yang udah kisaran bulanan ga ketemu aja kaya udah asing ya? Ya ga asing banget sih, tapi kaya pertemanan kalian memudar kalau jarang ketemuan dan ngelakuin sesuatu bareng-bareng. Nah di Jepang, pertemanan itu bukan masalah sesering apa ketemuan atau berinteraksi. Meskipun jarang ketemuan, tapi kalau udah dapet kepercayaan dan memang udah dianggap temen deket, apalagi sampai dianggap keluarga sama mereka, pertemanan kalian ga akan mudah pudar meskipun kalian ketemuannya setaun sekali.

    Nah saran aku sih kalau mau gampang temenan sama orang Jepang, hal paling gampang yang harus kalian lakukan adalah berada di dalam circle yang sama dengan mereka. Contoh kalau kalian suka mancing, ya gabunglah sama circle yang suka mancing. Kenapa? Dengan berada di circle hobi yang sama kalian udah punya jembatan komunikasi, dan aktifitas yang disukai bersama. Kalian ga akan susah buat buat dapet topik pembicaraan, karena udah tau sama-sama suka mancing. Sisanya tinggal perlahan dan bertahap untuk saling mengenal dan saling percaya. Jelas ini semua akan sulit dilakukan kalau skill bahasa Jepang kalian masih pas-pasan. Bayangin kalian yang masih N4 atau bahkan N5, kalian bisa ga ceritain hobi kalian lebih detail? Bisa ga memperluas topik pembicaraan dengan skill bahasa Jepang yang segitu-gitu aja? Orang Jepang juga bakal ngerasa enggan ya deketan sama orang yang punya dinding bahasa, jadi naikin terus skill bahasa Jepangnya ya.

    Perbedaan budaya pun sering jadi dinding yang cukup tebal untuk bisa berteman sama orang Jepang. Makanya coba kenalin lagi lebih dalam tentang budaya dan kebiasaan orang Jepang. Itupun akan membantu kalian memahami kebiasaan mereka. Kenali budaya dan kebiasaan sehari-hari orang Jepang seperti apa. Kalau ingin tau dan liat langsung budaya sehari-hari mereka, kalian bisa cobain homestay ya. Cobain homestay terus liat dan rasain langsung budaya mereka. Kalau penasaran bisa check halaman ini ya.

    Gimana guys pembahasan kali ini? Sekali lagi ini berdasarkan pengalaman aku ya, tapi harusnya pengalaman kalian pun ga beda jauh sama yang aku alamin. So, yang udah punya temen orang Jepang, atau mungkin yang udah sampe nikah sama orang Jepang coba sharing juga dong pengalaman kalian. Aku mau tau pengalaman kalian gimana.

J-Class, pernah diliput di :