Cari

Belajar Efektif dan Fun di WaGoMu#JapaneseClass

Belajar

Materi bahasa Jepang DASAR bukan bahasa sehari-hari?

Materi bahasa Jepang DASAR bukan bahasa sehari-hari?Untuk kalian yang udah pernah tinggal di Jepang atau minimal sering nontonin media-media Jepang seperti anime, drama, lagu, acara TV Jepang, kalian pernah ga sih mempertanyakan kenapa bahasa Jepang yang aku pelajari beda sama yang ada di buku? Atau mungkin kaget setelah nontonin percakapan sehari-hari di Jepang ternyata beda sama bahasa di textbook kalian? Ga perlu kaget, aku mau coba bahas kenapa materi bahasa Jepang DASAR bukan bahasa yang digunakan di sehari-hari. Kita coba masuk ke pembahasan yuk.

(わたし)はマイク・ミラーです

Nah yang belajar bahasa Jepangnya dari Minna no Nihongo pasti kenal banget sama kalimat tadi ya. Kalau kalian belajar dari buku, sebagai contoh aku ambil buku Minna no Nihongo. Di awal-awal kalian pasti belajar dulu kosakata dan pola kalimat yang nuansanya formal, atau kaku. Partikel penanda predikatnya masih pakai ...です, ...ます, ...ました dsb. Di awal-awal kurang dikenalkan gitu bahasa yang umum digunakan di keseharian. Nah sepemahaman aku setidaknya sampe N4, buku textbook memang kurang mengenalkan bahasa dengan nuansa casual, dan dibahasnyapun di akhir-akhir bukan di awal pelajaran. Jadi banyak orang yang ngerasa aneh ketika menonton media Jepang ternyata bahasa yang native gunakan ternyata beda dengan yang dipelajari di buku. Padahal sama, tapi karena penyampaian dari buku-buku itu selalu menekankan bahasa yang formal bukan bahasa yang casual. Sedangkan bahasa yang sering digukanan dalam keseharian adalah bahasa yang casual.

Memang sebeda apa? Nih contohnya ya

1. Orang ga ngomong 今日(きょう)(あつ)いですね tapi 今日(きょう)(あつ)いね, nah ga pake です kan?. 

2. Ada juga bukan ngomong もう()べましたが、まだお(はら)()っています tapi lebih familiar もう()べたけど、まだお(はら)()ってる, nah mulai kerasa banget bedanya kan?

Itu aja dah aku contohinnya. Secara garis besar bahasa formal dan casual ga beda jauh, tapi ada perbedaan yang membuat nuansanya memang kerasa beda. Terlepas nuansanya, meskipun orang Jepang cenderung sopan, dan agak kaku sama aturan. Mereka tetap menggunakan bahasa casual di keseharian layaknya warga negara lainnya. Orang yang belajar bahasa Jepang dari buku aja, setelah tinggal di Jepang, sebulan atau dua bulan berikutnya langsung lebih terbiasa menggunakan bahasa casual, karena kesehariannya pake bahasa casual bersama warga sekitarnya. Pengalaman pribadiku pun sama, aku datang ke Jepang memang awal-awalnya suka pake bahasa formal ke orang lain, tapi lama kelamaan malah jadi lebih nyaman pake bahasa casual, terutama ke orang yang udah kenal. Kerasa banget dah lebih nyantei juga ngomongnya.

Kalau bahasa formal tidak dipakai di keseharian, terus buat apa dipelajari?

Nah ini pertanyaan yang pernah aku temukan di Youtube. Bahkan ada konten kreator yang menyebarkan ajaran ga perlu belajar bahasa formal atau bahasa textbook karena ga dipakai di keseharian di Jepang. So aku sebutin kesimpulan jawaban aku dulu ya : KALIAN SALAH BESAR. Sehari-hari kita memang ngobrol pake bahasa casual, karena ya kita ngobrolnya sama orang yang udah kita kenal, udah akrab juga, sehingga lebih nyaman ngobrol dengan nuansa nyantai kan. Memang sih orang Jepang pun ngobrol sama orang yang dia ga kenal ada kalanya pakai bahasa caual kok. Nah kasus seperti itu biasanya ngobrolnya ketika nuansa yang nyantai. Kaya waktu nanya jalan kan ga usah kaku kaku gitu, ya ga beda jauh lah orang Indonesia juga gitu kan. 

Nah pertanyaannya lawan bicaranya suka ga tuh di ajak ngobrol pake bahasa kasual sama orang yang ga dikenal atau yang posisinya mungkin dibawah mereka? Kalau lawannya ga suka, hal yang tidak diinginkan bisa jadi terjadi tuh. Jadi bahasa formal itu bahasa yang paling aman untu dipake ke semua orang, kecuali dipake ke orang yang udah akrab banget. Karena kesannya malah jadi kurang menghargai pertemanan. Kan udah akrab kok masih kaku aja ngobrolnya? Hehe.

Selain itu pernah ga kalian berada di posisi dimana kalian memang perlu ngomong pake bahasa formal, seperti kalian jadi waiter/waitress di restoran, atau kalian kerja di hotel dimana kalian perlu ngomong sopan sama pelanggan. Dalam kasus seperti itu kalau kalian ngomong ke pelanggan pakai bahasa casual, sama aja kalian mengikat tali ke leher sendiri. Jangankan bahasa casual, bahasa formal pun sebenarnya kurang bagus kalau ke pelanggan. Alangkah baiknya kalian pakai bahasa sopan atau (けい)() (kegio) ke pelanggan. 

Jadi udah tau kan alasan kenapa bahasa formal duluan yang dipelajari di buku pelajaran bahasa Jepang? Supaya kalian terbiasa menggunakan bahasa yang paling aman dulu biar ga nyusahin diri sendiri waktu di Jepang. Eh tunggu, tadi ke mention bahasa sopan beda sama bahasa formal?

Beda ya, dalam bahasa daerah di Indonesia pun banyak juga yang ada nuansa sopan ya, contoh bahasa Sunda dan bahasa Jawa. Nah (けい)() (kegio) atau bahasa sopan dalam bahasa Jepang pun dibagi menjadi 2 yaitu (そん)(けい)() (sonkeigo) yang meninggikan lawan dan (けん)(じょう)() (kenjougo) yang merendahkan diri. Kali ini aku ga akan bahas detil bahasa sopan dalam bahasa Jepang, tapi kita coba fokus ke digunakan untuk apa bahasa sopan itu? Di Jepang bahasa sopan sering digunakan dalam konteks yang lebih tinggi seperti profesional atau bisnis. Makanya di dunia kerja yang berada di posisi menghubungkan perusahaan dengan pelanggan (B2C) atau bahkan menghubungkan dua perusahaan (B2B) diharuskan menggunakan bahasa yang sopan karena kalian mewakili perusahaan kalian. Kalau kalian pake bahasa casual, itu akan memberikan kesan perusahaan kalian tidak menghargai atau menganggap rendah pelanggan atau perusahaan client. 

Terus seperlu itu kah mempelajari ketiganya ?

Kalau udah tau fungsi masing-masing nuansanya, sekarang kita masuk ke seperlu apa kita pelajari semuanya. Seberapa perlunya aku tanya ke kalian langsung. Kalian mau terus naik level ga? Mau terus naik jabatan ga? dan mau terus naik kualitas hidup kalian di Jepang? Aku bilang kalian perlu bisa menguasai ketiganya, bisa memisahkan kapan pake bahasa casual, formal sampe ke bahasa sopan. Karena ga mungkin perusahaan menenpatkan orang yang ga bisa menguasai ketiganya di posisi yang crusial seperti penghubung ke perusahaan atau client. So kesimpulannya apa kalian masih ngerasa ga perlu menguasai ketiganya karena sehari-hari cuman pakai bahasa kasual? Kalau kalian bener-bener berfikir seperti itu silahkan tulis dikomentar pendapat kalian, aku ingin tau pendapat kalian. 

Kontak Aku kesini yaa:

Komentari Artikel Ini

Komentar

    No Comments To Display

J-Class, pernah diliput di :