Cari

Belajar Efektif dan Fun di WaGoMu#JapaneseClass

Kerja

Satu Kesalahan Fatal yang Bikin Hidupmu Miskin di Jepang!

Satu Kesalahan Fatal yang Bikin Hidupmu Miskin di Jepang!Pernah denger pola hidup もったいない (mottainai) ? Iya, ini hal yang sebenernya tanpa sadar sering dilakukan oleh orang Indonesia selama di Jepang. Mereka terlanjur senang dengan kenyataan berhasil berangkat ke Jepang, tetapi selama di Jepang mereka melakukan pola hidup もったいない ini nih, jadinya pulang ke Indonesia cuman bawa berkah aja. Maksudnya gimana sih? Coba ikutin sampe beres ya.

Flexing oh flexing. Tanpa sadar kita sering melakukan ini. Jangankan udah di Jepang, selama di Indonesia aja mungkin kita udah sering lakuin, dan tau tau uang di rekening udah kekuras dan tiba-tiba jatuh miskin. Nah kebiasaan flexing kalau dibawa ke Jepang makin menggila nih. Karena memang di Jepang gap antara penghasilan dan biaya hidupnya lebih besar kalau dibanding di Indonesia. Jadi wajar kalau habis gajihan terus jalan-jalan ke mall, waktu liat-liat barang itu bawaannya mau langsung beli. 

Nah sebenarnya kalau bisa hidup hemat, biaya hidup di Jepang itu ga kerasa besar kalau dibanding sama gaji kalian. Aku ambil contoh di Osaka ya. Rata-rata gaji pegawai tetapnya 190,000 yen ke atas (ini bisa berubah). Untuk pemagang bisa lebih kecil, jadi kalau berangat magang kalian harus bisa extra hemat lagi. Pertanyaannya emangnya kalian bisa hidup hemat?

Tapi serius ya godaan hidup di Jepang itu luar biasa. Banyak orang yang 1 tahun 3 tahun tinggal di Jepang tapi cuman pulang bawa sedikit banget dari sekian banyak yang mereka hasilkan. Contoh terdekat aku itu ada temen yang 1 tahun kerja internship di Osaka, Jepang. Aku denger cerita dia seperti ini :

Sebulan ngasilin sekitar 120 ribu yen perbulan, dan pengeluarannya kurang lebih 60~75ribu sebulan ini kalau extra hemat ya. Ini hemat karena kebetulan biaya apartemen sebagian udah dibayarkan perusahaan dan asuransi udah dipotong dari gaji, jadi 120 ribu itu bersih. Tapi dia cuman pulang ke Indonesia bawa 152 ribu yen, dimana sebagian besar dari hasil gaji bulan terakhir sebelum dia pulang. 

Loh kok bisa ? Pertama dari gap biaya hidup dan penghasilan tadi ya, kita jadi ngerasa punya uang terus loh. Kecuali kalau kalian udah berkeluarga tinggal di Jepang. Mungkin ga ngerasa sebanyak itu uang kalian, karena kebutuhan hidupnya akan jauh lebih banyak.

Tapi untuk yang tinggal sendiri, godaan untuk ngeluarin uangnya kuat banget. Kerja dimarahin dikit-dikit healing ngabisin uang. Diajakin ()(かい) (nomikai) atau minum-minum ke ()(ざか)() (izakaya) sama senpai kalian, diajak karakoe, main ke festival segala dibeli, dll. Ya bersosial sama orang sana sih penting sih tapi jangan sampai kehilangan kontrol atas uang kalian ya. 

Tapi menurut aku yang parah itu membudayakan flexing ya. Waktu di Jepang banyak yang dibeli, dan yang dibeli itu bukan barang-barang yang murah. Mending kalau memang butuh ya, tapi karena pegang uang, jadi bawaannya ingin beli. Jalan-jalan dikit bawaannya ingin beli barang. Ini godaan yang cukup besar untuk yang ga bisa manage uangnya.

Belum kalau iman kalian ga kuat, di sana dijual juga barang barang haram, sampe perempuan di pinggir jalan aja ada yang bisa dibayar untuk nemenin semalam. Hati-hati juga untuk yang ini, karena bisa sampe kalian dipenjara karena nidurin cewe dibawah umur. Hal seperti pinjol dan judol disana juga ada. Malah ga usah judol deh, kalian cari aja パチンコ (pachinko) atau tempat judi, ga akan susah nyarinya di Jepang mah. Dan sekalinya kalian nyentuh yang aku sebut tadi, bakal sulit buat berhenti.

Karena ga bisa ngatur uang, kalian ga punya uang darurat. Waktu terjadi yang ga di harepin saat di Jepang kaya tiba-tiba sakit dan butuh ngeluarin uang banyak, atau ada yang rusak jadi harus ngeluarin uang buat benerin, dll. Pakai asuransi itu bukan berarti 100 dibayarin ya, jadi tetep ada yang harus kita bayar. Jadi kalau terjadi yang ga diinginkan otomatis bingung cari uangnya dari mana tuh.

Jangan mau dah, aku yakin kalian juga pasti ingin aman-aman selama di sana dan setelah kerja di sana kalian bawa pulang uang banyak untuk ngubah nasib keluarga kalian, atau mungkin buat modal usaha dan naikin kualitas hidup kalian di Indonesia. Kalau mau gitu, jauhi pola hidup mubazir atau もったいない (mottainai) selama di Jepang. Jauhi hal-hal konsumtif yang berlebih, dan beli secukupnya. Kalau ada hal yang ga tau, ga usah ikut-ikutan, atau penasaran mau coba-coba daripada kena masalah waktu disana. Manage uang kalian selama di sana, kalau ngerasa belum bisa manage uang, belajar dulu aja sebelum berangkat ke Jepang biar kalian ga nyesel.

Pisahkan kebutuhan dan keinginan. Mau pake prinsip prinsip silahkan ya, contoh prinsip 50/30/20 yaitu 50% kebutuhan hidup, 30% keinginan, 20% tabungan. Atau kalian sesuaikan dengan tujuan kalian ke Jepang, contoh kalau mau bangun bisnis berarti bakal butuh tabungan lebih, makanya perbesar persenan gaji yang di alokasikan buat tabungannya. 

Dari cerita tadi kita dapet insigh apa ? Kalau ga bisa ngelola uang, kalian bisa jatuh miskin bukan hanya waktu pulang dari Jepang aja, tapi dari saat kalian kerja di Jepang juga. Percuma gaji besar-besar tapi kalau ga bisa bersukur dan menahan nafsu diri sendiri, aku yakin semua uang yang di bumi ini udah jadi milik kalian juga pasti kalian ga akan puas. Aku cuman cerita kasus yang selama ini terjadi sama banyak orang ya, tinggal gimana kalian ambil cerita ini. Kalau dari cerita ini kalian jadi dapet bayangan ketika di Jepang nanti harus punya skill ngontrol keuangan kalian aku ikut seneng, tapi gimana ya menurut kalian? Apakah suka dengan bahasan kaya gini? Kalau ada bahasan lain yang ingin kita bahas coba tulis dikomentar ya. Nanti aku coba bahas.

Kontak Aku kesini yaa:

Komentari Artikel Ini

Komentar

    No Comments To Display

J-Class, pernah diliput di :